Rabu 15 Jan 2014 13:21 WIB

NSA Mata-Matai 100 Ribu Komputer Penting di Dunia

Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Foto: Cnet
Badan Keamanan Nasional AS (NSA).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dilaporkan berhasil menyembunyikan program dan peralatan di hampir 100.000 komputer di dunia untuk memata-matai lembaga-lembaga militer di Cina dan Rusia, termasuk pusat perdagangan Uni Eropa dan institusi di dalam Arab Saudi, India dan Pakistan.

Aljazeera melaporkan, the New York Times pada hari Selasa mengutip dokumen dari National Security Agency (NSA), ahli komputer dan pejabat AS menyatakan bahwa NSA menggunakan teknologi gelombang radio untuk mendapatkan akses ke komputer lain yang dienkripsi atau mesin yang tidak terhubung ke internet.

Sementara itu, The Times melaporkan bahwa badan tersebut telah memasukkan papan sirkuit kecil ke beberapa komputer selama beberapa tahun terakhir. Teknologi ini memungkinkan mesin yang tidak terhubung dengan internet dapat dihack, dan membobol enkripsi dan sistem anti-spyware yang lain untuk mencegah tindakan peretasan melalui world wide web.

Dokumen itu menyebutkan, sebagai bagian dari upaya untuk "pertahanan aktif", telah digunakan teknologi untuk memantau unit-unit tentara Cina dan Rusia, Kartel Narkoba, lembaga-lembaga perdagangan Uni Eropa, dan sekutu AS termasuk Arab Saudi, India dan Pakistan, menurut Times.

Times menjelaskan, di antara target yang paling sering diawasi adalah tentara Cina.

Amerika Serikat menuduh Tentara Cina melancarkan serangan siber secara reguler pada sasaran industri dan militer Amerika dan sering mencuri rahasia atau kekayaan intelektual AS.

Para pejabat AS selama ini protes dengan serangan siber Cina yang menempatkan software yang serupa pada sistem komputer perusahaan-perusahaan atau instansi pemerintah AS.

NSA mengatakan cara Cina itu tidak pernah mereka lakukan sebelumnya, kecuali hanya untuk pertahanan negara.

"Kegiatan NSA hanya difokuskan dan khusus dikerahkan melawan -dan hanya melawan- target intelijen asing yang valid dalam memenuhi kebutuhan intelijen,"  kata Vanee Vines, juru bicara NSA dalam sebuah pernyataan kepada Times.

"Kami tidak menggunakan kemampuan intelijen kami di luar negeri untuk mencuri rahasia dagang dari perusahaan asing atas nama -atau memberikan hasil intelijen yang kami kumpulkan untuk - perusahaan-perusahaan AS demi meningkatkan daya saing internasional mereka atau meningkatkan kapasitas mereka."

sumber : Aljazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement