REPUBLIKA.CO.ID, MARTAPURA -- Kampung Metan di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang melambung tinggi sehingga banyak dikeluhkan masyarakat.
Kondisi itu terjadi karena warga Kampung Metan yang terletak di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang Intan tetap mendapat pasokan gas hasil pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Hutan Panjang.
"Kami tetap mendapat pasokan gas dari hasil pengolahan sampah TPA sehingga kenaikan harga LPG tidak mempengaruhi aktivitas sehari-hari terutama memasak," ujar Junaidi salah satu warga Kampung Metan, Rabu.
Ia mengatakan, sebelumnya 50 kepala keluarga yang tinggal sekitar satu kilometer dari TPA Hutan Panjang menggunakan tabung LPG ukuran 3 kilogram untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Namun, sejak mendapat pasokan gas metan yang bisa dijadikan bahan bakar pada Oktober 2013, seluruh kepala keluarga tidak lagi terbebani membeli LPG sehingga menghemat pengeluaran.
"Biasanya dalam satu bulan bisa menghabiskan dua tabung LPG ukuran 3 kilogram tetapi sekarang berkurang menjadi satu tabung sehingga sangat mengurangi beban pengeluaran sehari-hari," ungkapnya.
Menurut dia, sejak menggunakan gas metan sebagai bahan bakar yang disalurkan melalui jaringan pipa, warga hanya menggunakan gas malam hari karena pasokan gas hanya dialirkan ke Kampung Metan siang hari.
Dijelaskan, gas metan yang hanya bisa dioperasikan dengan kompor khusus dialirkan siang hari mulai pukul 06.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita sedangkan malam hari pasokan gas tidak disalurkan pengelola TPA.
"Jadi, warga hanya menggunakan gas untuk memasak pada malam hari, sedangkan siang hari cukup memakai gas metan yang disalurkan sehingga mengurangi penggunaan LPG dan menekan pengeluaran," ujarnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar Boyke Triesyanto didampingi Kepala Bidang Kebersihan Normansyah mengatakan, pasokan gas metan kepada warga Kampung Metan tetap lancar.
"Pasokan gas metan lancar dan jumlah kepala keluarga penerimanya dipertahankan tetap 50 KK sehingga pelayanan bisa maksimal karena jika ditambah dikhawatirkan kuantitas gas berkurang," katanya.
Sementara itu, harga LPG ukuran 3 kilogram tingkat eceran di Kabupaten Banjar sudah mencapai Rp30 ribu per tabung, sedangkan LPG 12 kilogram harganya menembus Rp150 ribu hingga Rp160 ribu.