Senin 16 Dec 2013 14:00 WIB

Jejak Bersejarah Yutu di Tanah Bulan (3-Habis)

Rep: Gita Amanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Robot bertenaga surya bernama Yutu atau Kelinci Giok (Jade Rabbit) dan pesawat tanpa awak Chang'e-3 (kanan).
Foto: Space.com
Robot bertenaga surya bernama Yutu atau Kelinci Giok (Jade Rabbit) dan pesawat tanpa awak Chang'e-3 (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, XICHANG -- Program ruang angkasa yang didukung militer Cina telah membuat kemajuan metodis besar dalam waktu singkat. Meskipun apa yang dilakukan Cina masih tertinggal jauh di belakang AS dan Rusia dalam hal teknologi dan pengalaman.

Cina mengirimkan astronaut pertamanya ke luar angkasa pada 2003. Ia menjadi negara ketiga setelah AS dan Rusia yang mencapai perjalanan ruang angkasa berawak mandiri. Pada 2006, Cina mengirim misi penyelidikan pertama ke Bulan. Rencananya, Cina akan membuka stasiun ruang angkasa pada 2020 dan mengirimkan astronautnya ke Bulan setelah itu.

Editor Konsultan Industri dan Sistem Luar Angkasa Jane, Peter Bond, mengatakan, Cina selama ini telah mencari tahu tentang bagaimana manusia terbang ke luar angkasa dan bagaimana membangun stasiun ruang angkasa. Mereka juga kerap mencari cara mengeksplorasi tata surya, khususnya Bulan dan Mars.

"Mereka membuat langkah yang baik, dan saya pikir selama 10-20 tahun ke depan mereka pasti mampu menyaingi AS dan Rusia," ungkap Bond. Bahkan, Bond memperkirakan Cina mampu menyalip dua negara tersebut terkait program ruang angkasa.

sumber : Harian Republika/ed: M Ikhsan Shiddieqy
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement