Senin 16 Dec 2013 13:03 WIB

Jejak Bersejarah Yutu di Tanah Bulan (2)

Rep: Gita Amanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gambar Pesawat Chang'e-3 yang diambil menggunakan kamera milik robot penjelajah bulan Yutu.
Foto: AP
Gambar Pesawat Chang'e-3 yang diambil menggunakan kamera milik robot penjelajah bulan Yutu.

REPUBLIKA.CO.ID, XICHANG -- Kendaraan beroda enam yang bisa menempuh jarak 200 meter per jam ini bertugas melakukan survei struktur geologi dan zat di permukaan Bulan, termasuk mencari kemungkinan adanya sumber daya alam.

Yutu yang dapat berjalan di kemiringan 30 derajat itu akan beroperasi selama tiga bulan, sedangkan the Chang'e-3 akan bertahan di Bulan hingga setahun.

Menurut Kepala Perancang Program Luar Angkasa Cina Wu Weiren, mendaratkan pesawat secara mulus merupakan tugas tersulit dalam misi. Pesawat mengandalkan sistem otomatis yang mengontrol turunan, jangkauan, dan kecepatan. Sistem itu memungkinkan pesawat menemukan titik pendaratan yang tepat dan terhindar dari jatuh.

The Chang'e-3 merupakan bagian dari dua tahap program luar angkasa Cina sebelumnya. Program itu meliputi pengorbitan, pendaratan, dan kembali lagi ke Bumi.

Menurut Sun Huixian, wakil insinyur yang memimpin misi ini, keberhasilan pendaratan the Chang'e-3 menunjukkan Cina memiliki kemampuan eksplorasi luar Bumi. Chang'e-3 menjadi pesawat yang mendarat dengan lunak pertama setelah empat dekade berlalu.

"Dibandingkan dengan perlombaan antara AS dan Uni Soviet dulu soal program luar angkasa, kini kembalinya manusia ke Bulan lebih didasarkan atas rasa ingin tahu dan eksplorasi alam semesta," kata Sun.

Bersambung

sumber : Harian Republika/ed: M Ikhsan Shiddieqy
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement