Ahad 15 Dec 2013 02:22 WIB

Teknologi untuk Temukan Alien Sudah Tersedia

Di sini terlihat gambar memukau Kota Moskow di malam hari dari luar angkasa. Tampak   Aurora Borealis, kilauan udara dan fajar menyembul di horizon.
Foto: Lights of Mankind: Earth at From Space/NASA
Di sini terlihat gambar memukau Kota Moskow di malam hari dari luar angkasa. Tampak Aurora Borealis, kilauan udara dan fajar menyembul di horizon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ribuan tahun lamanya manusia membayangkan apakah ada kehidupan di alam semesta sana. Kini teknologi untuk mengungkap misteri itu akhirnya tersedia.

"Setelah 50 tahun, kemanusiaan kini berada pada satu era yang bisa memberikan data mengenai apakah ada kehidupan lain di alam semesta," kata Mary Voytek, Kepala Astrobiologi Badan Ruang Angkasa AS (NASA), kepada Kongres AS.

Untuk menemukan kehidupan ekstraterestrial --entah mikroba atau kehidupan cerdas-- para ilmuwan memerlukan teleskop yang mampu mendeteksi planet-planet seperti Bumi yang bertetangga dengan Bumi.

Selain itu juga memerlukan cara untuk mendeteksi tanda biologis kehidupan atau tanda-tanda teknologis makhluk asing.

Teleskop TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) milik NASA yang akan diluncurkan 2017, akan mencari eksoplanet-eksoplanet dengan menggunakan metode perjalanan yang digunakan misi Kepler dalam mendeteksi planet-planet yang melintasi muka bintang yang diorbitnya.

Teleskop Ruang Angkasa James Webb yang akan diluncurkan pada 2018, akan memotret lebih dekat beberapa planet yang dideteksi TESS.

Akhirnya para ilmuwan punya kesempata unguk langsung mencitrai planet-planet, namun upaya ini membutuhkan  pemblokiran cahaya satu bintang sehingga sebuah planet bisa terlihat.

Caranya adalah dengan menggunakan penyerta teleskop bernama koronograf internal dan membuat bayangan bintang yaitu objek raksasa seperti bunga yang bisa dipindah-pindah di ruang angkasa.  Para ilmuwan perlu mencoba kedua metode ini untuk membutkikan salah satunya bekerja, kata Seager.

Estimasi paling optimistis untuk menemukan kehidupan dalam satu dekade ini mungkin adalah teleskop James Webb, kata Seager.

Namun dia mengatakan pendekatan yang lebih realistis dibutuhkan, termasuk teleskop generasi mendatang untuk menggantikan teleskop James Webb. Lalu didapatlah prospek kehidupan cerdas.

Sejarawan ruang angkasa Stephen Dick menyerukan pembaruan upaya mencari kehidupan berkecerdasan melalui pencarian berkecerdasan ekstraterestial (SETI).

"Tak ada isyarat biologi yang akan lebih penting daripada sinyal radio," kata Dick seperti dikutip space.com.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement