REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Internet sebagai jaringan global diprediksi tidak ada lagi pada tahun 2014.
Berbagai pengalaman terakhir mengenai pelanggaran hak privasi netizens telah mendorong negara-negara untuk melindungi warganya dengan membentuk sistem jaringan intranet sendiri yang tertutup dan mempersempit ruang akses oleh negara lain.
Selain itu, penggunaan hacker oleh perusahaan dan institusi lainnya membuat pengguna internet rawan menjadi korban.
Alexander Gostev seorang peneliti di Laboratorium Kaspersky mengatakan hal itu kepada wartawan, dilansir dari Voice of Russia, Rabu (11/12).
Sejauh ini, hanya Cina yang berhasil menerapkan sistem 'tertutup' web nasional yang dioperasikan oleh server dalam negeri.
Selain itu, sejumlah negara, di antaranya Rusia, telah mengetok palu atau sedang mempersiapkan undang-undang yang membatasi penggunaan server luar negeri, katanya.
Kelompok-kelompok kecil hacker yang mengkhususkan diri dalam 'serangan kilat' siber akan dipekerjakan oleh berbagai perusahaan untuk memata-matai pesaing mereka, kata Gostev.
Dia tidak mengesampingkan peningkatan serangan terhadap pengembang perangkat lunak dan pencipta aplikasi mobile.
Menurut Gostev, pelaku kejahatan akan terus memanfaatkan kerentanan Android dan platform mobile lainnya. Sebuah program penyusup platform iOS laku sekitar 200 ribu USD di "pasar gelap", dan untuk Android berharga 10 ribu USD, katanya.