REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina telah meluncurkan ekspedisi robotik ke permukaan bulan yang pertama, langkah terbaru dalam program antariksa yang ambisius untuk merefleksikan posisi global negara itu.
Stasiun televisi milik pemerintah China menayangkan secara langsung peristiwa peluncuran tersebut.
Pesawat antariksa Chang'e-3, yang termasuk kendaraan penjelajah "Jade Rabbit", meluncur Senin dini hari menumpang roket pembawa dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di provinsi Sichuan di sebelah barat daya China.
Pesawat itu diperkirakan mendarat pertengahan Desember untuk menjelajah permukaannya dan mencari sumber-sumber daya alam. Ini merupakan misi penjelajahan bulan ketiga di dunia, menyusul satu dari Amerika Serikat dan satu lagi dari mantan Uni Soviet berpuluh tahun silam.
Pendaratan secara "keras" lebih mudah, dan China menabrakkan sebuah pesawatnya ke bulan pada 2009. Pendaratan di bulan secara halus terakhir dilakukan Uni Soviet pada 1976. Pada 2007, China meluncurkan pengorbit bulan pertamanya, Chang'e-1 - berdasarkan nama dewi bulan -- yang mengambil gambar-gambar permukaan bulan dan menganalisa penyebaran unsur-unsur di sana.
Kendaraan penjelajah itu dinamakan Jade Rabbit, atau "Yutu" berdasarkan pemilihan suara publik, sebuah referensi dongeng untuk binatang peliharaan sang dewi.
Presiden Xi Jinping mengatakan ia ingin China membangun dirinya sebagai kekuatan super luar angkasa, dan misi itu telah memicu kebanggan secara luas mengenai keahlian teknologi China yang semakin meningkat.
Beijing ingin mendirikan stasiun antariksa permanen pada 2020 dan mengirim seseorang ke bulan.