Rabu 27 Nov 2013 19:45 WIB

Ilmuwan: Tanah Dipengaruhi Garam Bisa Serap Karbon Dioksida

Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Tanah yang mengandung garam-alkali di dunia diperkirakan menyerap 1,26 miliar ton karbon dioksida setiap tahun, sehingga mungkin menjawab misteri "hilangnya karbon yang tenggelam", kata beberapa ilmuwan Cina, Rabu (27/11).

Para ilmuwan biasanya memperkirakan berapa banyak karbon dioksida mestinya berada di atmosfir dengan menghitung berapa banyak bahan bakar fosil yang dibakar. Tapi sebanyak 1,9 miliar ton karbon dioksida tak terhitung setiap tahun.

Satu tim yang terdiri atas 58 peneliti dan ilmuwan dari China, Jerman dan Belgia melakukan penelitian lima-tahun mengenai tanah kering di pedalaman Asia dan Eropa untuk menghitung "hilangnya karbon yang tenggelam", demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Rabu (27/11) malam.

Tim tersebut dipimpin oleh Lembaga Ekologi dan Geografi Xinjiang, yang berada di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Itu memperlihatkan bahwa tanah yang dipengaruhi garam, yang dikenal sebagai tanah garam-alkali, dapat menyerap karbon secara non-organik dan karbon dapat tersimpan di air garam bawah tanah, kata para ilmuwan tersebut.

Mereka memperhitungkan air tersebut memiliki kolam karbon sangat besar yang aktif yang bisa mencapai 1.000 miliar ton.

Penelitian itu penting dalam menangani perubahan iklim sebab bertambahnya kolam tersebut dapat berarti ada lebih banyak ruang bagi buangan karbon dari industri, kata para ilmuwan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement