REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sejumlah mahasiswa program studi (Prodi) Strata Tiga (S3) Sosiologi Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar angkatan 2013 melaksanakan riset sosial di Kawasan Wisata Tanjung Bira serta Kawasan Tanah Adat Kajang, Bulukumba.
"Kegiatan riset yang kami lakukan di Kabupaten Bulukumba dengan mengambil dua tempat berbeda itu karena kedua tempatnya mengandung fenomena dan keunikan tersendiri. Risetnya sendiri mulai kita laksanakan sejak tanggal 22-25 November ini," kata Kordinator Riset Lapangan Andi Asri, SKM, M.Kes di Makassar, Minggu.
Ia mengatakan, selama berada di lapangan, mahasiswa didampingi Ketua Prodi S3 Sosiologi PPs-UNM, Prof Dr Andi Agustang, M.Si serta dosen S3 Sosiologi, Dr Arlin Adam, SKM, M.Si. Kedua dosen ini, membimbing dan mengarahkan agar target dari kegiatan ini dapat tercapai.
Fenomena yang dirasakan warga sekitar kawasan wisata, adalah maraknya praktek prostitusi dan seks komersial di sekitar kawasan wisata. Kehadiran lokasi prostitusi dibungkus dengan praktek caf? dan dunia hiburan menjadi sebuah masalah.
Hal sama juga dialami warga Komunitas Kajang yang berada dalam Kawasan Tanah Adat, komunitas yang dipimpin Ammatoa ini, tetap survive dan bertahan hidup dengan perilaku hidup menyatu dengan alam, walau setiap saat dikepung dengan gempuran modernisasi dan kapitalisasi.
"Untuk riset di kawasan WisataTanjung Bira itu lebih pada praktek prostitusi yang dibungkus dengan cafe serta hiburan. Sedangkan untuk di tanah adat Kajang, lebih kepada filosofi para warga Kajang yang mempertahankan adat dan budaya untuk menyatu dengan alam," ujarnya.
Selama berada di lokasi para mahasiswa yang dominan dosen itu dibagi dalam delapan kelompok melakukan observasi beberapa masalah di antaranya, perilaku nampak dari komunitas.
Observasi dilakukan pula terhadap jaringan institusi yang terlibat, pola inter-relasi jaringan-jaringan sosial, alat-alat produksi/kehidupan yang digunakan, infrastruktur konsumerisme, kelanggenan dominasi, peristiwa menggambarkan adanya perubahan sosial serta potensi pemberdayaan.
Menurutnya, fakta dan data lapangan diperoleh selama observasi kemudian disusun dalam bentuk laporan. Di antara delapan masalah beberapa akan dipilih kemudian akan diseminarkan akhir tahun 2013 di kampus.
Rekomendasi dari seminar akan menjadi bahan masukan bagi para pengambil kebijakan di tingkat Pemerintah Kabupaten Bulukumba dan Provinsi Sulsel, ungkap magister kesehatan masyarakat PPs-Unhas ini.
Ketua Prodi S3 Sosiologi PPs-UNM, Prof. Andi Agustang, M.Si, mengatakan, program riset sosial, pertama kami dilaksanakan di prodi dan akan menjadi bagian dari pengembangan kurikulum mulai tahun 2013 dan seterusnya.
"Kegiatan ini pada dasarnya untuk lebih mendekatkan mahasiswa dengan masalah dan fakta sosial yang ada. Bukan zamannya lagi mahasiswa mencari fenomena dan masalah hanya di belakang meja," imbuhnya.