REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Sebuah jenis pesawat jet baru yang mempunyai kecepatan tinggi sedang dikembangkan perusahaan Amerika Serikat Lockheed Martin.
Pesawat ini hanya butuh satu jam melintas Samudra Atlantik dari New York ke London dengan kecepatan enam kali suara, dilaporkan International Business Times baru-baru ini.
Para insinyur di perusahaan 'Skunk Works' yang berbasis di California mengatakan mereka mampu membangun pesawat tercepat saat ini SR-72 jet untuk tujuan sipil setelah memecahkan masalah-masalah yang menghalanginya terbang lebih dari dua kali kecepatan suara.
Meskipun tidak mutlak, kecepatan suara - Mach 1 - biasanya sama dengan 761 mph. Sehingga kecepatan enam kali suara, Mach 6, akan sama dengan 4.567,2 mph, atau sama dengan tiga kali lebih cepat dari pesawat Concorde.
Saat ini, pesawat berawak tercepat di dunia adalah Lockheed SR-71 Blackbird, sebuah pesawat militer pengintai, yang mampu mencapai kecepatan Mach 3,2.
Para perancang pesawat selama ini berusaha memecahkan masalah pesawat angkut yang mampu terbang dengan kecepatan hipersonik (Mach 5 +) selama beberapa dekade terakhir, tetapi semuanya terhambat masalah mesin.
Mesin pesawat konvensional hanya mampu terbang maksimal Mach 2,5.
Untunglah ada mesin 'scramjet' mampu terbang pada kecepatan Mach 5, dan diperkirakan bisa melaju dengan kecepatan hingga Mach 10. Namun mesin ini mempunyai kelemahan; tidak efisien pada kecepatan rendah.
Untuk itu sedang dicari solusi menjembatani kesenjangan yang disebut dengan 'thrust chasm' ini.
Insinyur di perusahaan Lockheed mengatakan jawabannya adalah dengan membangun sebuah turbin/scramjet mesin hibrida yang mempunyai dan menggunakan satu inlet dan nosel. Gabungan antara mesin scramjet dengan jet biasa.
Aliran udara antara dua mesin dapat digeser oleh sistem mekanis untuk mengubah kecepatan udara yang masuk.
Sebuah tim gabungan dari Angkatan Udara Amerika Serikat, DARPA, NASA, Boeing, dan Pratt & Whitney Rocketdyne telah berhasil melakukan penerbangan hipersonik dengan mesin scramjet X-51 Waverider, yang mempunyai prinsip hibrida.
Pada 1 Mei 2013, mesin ini berhasil diuji coba dan mampu mencapai kecepatan Mach 5,1 (3.400 mph) dalam waktu empat menit.
Namun, para penumpang masih harus bersabar menaiki pesawat ini, karena masih butuh waktu untuk mengaplikasikannya untuk tujuan sipil, termasuk memastikan sistem keamanannya.