REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Keberhasilan Cina, Kamis kemarin menerbangkan sebuah drone tempur siluman (UCAV) dinilai akan dapat memperkuat angkatan perang negeri Tirai Bambu itu apabila diintegrasikan dengan kapal induk Liaoning.
Kemampuan tempur kapal induk Liaoning akan dapat ditingkatkan untuk menyaingi kapal induk India, INS Vikramaditya, yang dibeli dari Rusia beberapa hari kemarin.
"Drone itu dapat digunakan untuk misi pengintaian dan serangan udara-ke-darat, akan tetapi lebih penting lagi, pesawat tak berawak ini mempunyai potensi yang besar di kapal induk," kata Wang Ya'nan, Wakil Pemimpin Redaksi majalah Aerospace Knowledge kepada China Daily.
Cina sendiri belum mengumumkan keberhasilan ini secara terbuka kepada publik internasional.
Seorang pekerja di Aviation Industry Corp of China yang diduga memproduksi pesawat ini menolak untuk berkomentar mengenai uji coba kemarin itu.
Konsep pesawat drone yang untuk sementara dinamakan Sharp Sword itu sebenarnya sudah muncul di berbagai media online dalam satu tahun belakangan ini.
Dengan keberhasilan Cina memproduksi pesawat tempur tak berawak dengan kemampuan siluman, menjadikannya negara keempat di dunia yang mampu memproduksi pesawat serupa selain Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris.