REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan laporan dari Fox 5 New York, terdapat 16 ribu pencurian produk Apple atau setara dengan 14 persen dari semua kejahatan yang terjadi di New York pada 2012.
Memang, 45 persen dari semua kejahatan sepanjang 2013 di New York merupakan pencurian ponsel dan lebih dari setengahnya melibatkan pencurian iPhone.
New York Police Department (NYPD) menyatakan bahwa pencurian ini bukan pencurian acak, tetapi merupakan pekerjaan jaringan kejahatan terorganisir karena memahami iPhone memiliki nilai jual yang tinggi.
Menurut laman CNET.com, saat ini polisi dan politisi lokal menginginkan semua pemilik rumah gadai untuk menyimpan bukti catatan elektronik setiap iPhone yang mereka beli.
Seperti yang dilaporkan Gothamist, terdapat 700 rumah gadai yang telah mendaftar untuk inisiatif ini meskipun beberapa menolaknya.
The National Pawnbrokers Association mengatakan peraturan seperti itu akan menunjukkan bahwa semua pelanggan adalah pencuri. Lebih buruk lagi, inisiatif ini adalah bentuk invasi privasi pelanggan, kata NPA. "Hal ini tidak lebih dari kecurigaan elektronik," kata Presiden NPA Eric Modell.
Walikota Bill de Blasio dan Jaksa Agung New York Eric Schneiderman menginginkan Apple dan produsen lain untuk mengambil langkah lebih lanjut dengan menyertakan kill-swithces (mematikan perangkat saat keadaan darurat) pada semua ponsel.
Namun perusahaan-perusahaan tersebut enggan melakukannya karena dapat membawa resiko privasi dan meninggalkan teknologi yang rentan terhadap gangguan dari pihak luar.
Sementara itu, polisi di San Francisco, California dimana terdapat hampir 50 persen dari semua pencurian melibatkan pencurian ponsel di kota ini, menggunakan petugas yang menyamar untuk melakukan penangkatap penjahat yang terorganisir.