Kamis 21 Nov 2013 17:11 WIB

Teknologi Beternak Tanpa Mencari Rumput dari IPB

Peternakan Sapi (Ilustrasi)
Foto: Antarafoto
Peternakan Sapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pusat Studi Hewan Tropika/Center for Tropical Animal Studies (CENTRAS) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan teknologi tepat guna usaha ternak tanpa harus mencari rumput.

"Teknologi bernama 'Hi-Fer+' itu dapat membantu usaha ternak tanpa harus 'ngarit' (mencari rumput)," kata Sekretaris CENTRAS LPPM IPB Dr Amiruddin Saleh di Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/11). Ia menjelaskan bahwa "Hi-fer+" merupakan teknologi tepat guna tentang cara produksi, pemanenan, pengolahan, penyimpanan, dan kiat mudah dalam transportasi dalam bentuk produk kemasan komersial.

Menurut dia, teknologi "Hi-fer+" merupakan solusi yang diberikan IPB terhadap dinamika dan kemajuan bidang peternakan. Dengan teknologi itu, katanya, maka ke depan diharapkan peternak mampu beternak tanpa harus mencari rumput.

Dikemukakannya bahwa teknologi "Hi-fer+" itu ditemukan oleh peneliti yang juga Kepala CENTRAS LPPM IPB Dr Suryahadi, DEA. Melalui penelitian yang dilakukan Suryahadi, kata dia, ditemukan produk hijauan pakan yang sederhana, mudah dilaksanakan, murah dalam pembiayaan (produksi), dan memiliki prospek komersial dalam skala luas.

Keseluruhan paket itu, kata dia, dikemas dalam produk yang dikenal dengan "Hi-fer+", sehingga memungkinkan peternak dapat mengurangi aktivitas mencari rumput. Ia menjelaskan bahwa "Hi-fer+" adalah hijauan fermentasi unggul dalam kemasan komersial, menggunakan probiotik dan komplemen pakan, sehingga sangat "palatable" dengan daya simpan yang lama dan mutu tetap prima, mudah diangkut, didistribusikan dan dimanfaatkan oleh peternak.

Mengenai keunggulan yang dimiliki teknologi "Hi-fer+", kata Amiruddin Saleh, memberikan dampak nyata bagi perkembangan peternakan, khususnya dalam penyediaan pakan. Hasil uji coba yang dilakukan CENTRAS IPB, kata dia, menunjukkan bahwa pemberian 100 persen "Hi-fer+" mampu sebagai pengganti hijauan rumput segar, dengan menghasilkan pertambahan bobot badan rata-rata 1.48 kg/ekor/hari.

"Dengan teknologi 'Hi-fer+' peternak mudah dalam pengadaan rumput, baik di daerah sulit hijauan maupun di perkotaan. Begitu pula pengusaha industri pakan skala menengah, yakni industri pakan hijauan, sangat terbantu oleh teknologi ini," katanya.

Amiruddin yang juga Sekretaris Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (FORKAPI) itu menambahkan, keunggulan lainnya mudah dalam pemberian di lapangan, semudah pemberian konsentrat ke ternak dan terukur, dengan dosis pemberian yang tepat. Teknologi "Hi-fer+" diyakini tidak terlampau mengotori kandang, mampu menekan bau feses, dan mengurangi pencemaran lingkungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement