Senin 11 Nov 2013 15:52 WIB

Pakar: Wakatobi Salah Satu Tempat Penelitian Wallace

Salah seorang penyelam menikmati keindahan bawah laut Wakatobi (ilustrasi)
Foto: sulawesitourguide.com
Salah seorang penyelam menikmati keindahan bawah laut Wakatobi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WANGIWANGI -- Pakar dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Prof Sangkot Marzuki AM MD PhD DSc, mengatakan wilayah perairan laut Wakatobi menjadi salah satu tempat penelitian ilmuan Inggris, Wallace.

"Dalam sejarah perjalanan Wallace melakukan penelitian, kawasan ini merupakan salah satu tempat penelitiannya, sedangkan wilayah Maluku, tempat atau rumah Wallace beristirahat ketika beliau capek atau sakit," katanya di sela-sela perayaan hari ulang tahun Wallace ke-100 di Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Ahad (10/11).

Itulah, ujar Sangkot, alasan panitia penyelenggara Ultah Wallace ke-100 dan penyelenggaraan Seminar Internasional Wallace di Wakatobi ini. Selain alasan tersebut, kata dia, Wakatobi juga memiliki keragaman biodiversity yang cukup tinggi. Saat ini sudah menjadi kawasan Cagar Biosfir Bumi yang ditetapkan oleh UNESCO.

Dalam rangkaian HUT Wallace tersebut, Senin (11/11) siang, ratusan ilmuwan dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri, akan mengikuti Seminar Internasional Wallace di Patuno Resor. Pada kegiatan Seminar Internasional Wallace tersebut, menghadirkan cucu dari Wallace, Dr George C Wallace sebagai pembicara utama.

Pembicara lain yang dihadiri dalam Seminar Internasional Wallace tersebut adalah Prof Dr Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Bappenas Prof Dr Armida S Alisjahbana.

Akademisi asing yang ikut seminar tersebut antara lain dari Oxford University dan Cambridge University. Sedangkan dari dalam negeri, antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin Makassar, dan Universitas Haluoleo Kendari.

Di tempat yang sama, Bupati Wakatobi, Hugua, mengemukan visi pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam membangun kabupaten tersebut, yakni terwujudnya surga nyata bawah laut di pusat segitiga karang dunia. Surga itu, ujarnya, menyangkut kehidupan sumber daya manusia yang hidup di dalam kawasan. Sedangkan alam bawah laut yang memiliki keragaman hayati menjadi sumber kebahagiaan masyarakat itu sendiri.

"Surga nyata bagi masyarakat itu hanya bisa terwujud, jika kawasan ini terus dijaga dan dipelihara," katanya. Karena itu kata dia, politik atau kekuasaan boleh berganti, tapi visi membangun Wakatobi tidak boleh berubah sampai kapan pun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement