Kamis 07 Nov 2013 19:16 WIB

Swetie Ungkap Kasus Pedoseksual Dunia Maya

Anak yang keranjingan internet
Foto: paretologic.com
Anak yang keranjingan internet

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebuah karakter gadis kecil berusia 10 tahun bernama "Sweetie" digunakan oleh Organisasi berbasis kepedulian hak anak Terre des Hommes Netherlands untuk membeberkan fakta mengerikan mengenai pedoseksual yang memangsa anak-anak di dunia maya.

"Pedoseksual mengincar anak-anak terutama di dunia maya dan para predator itu meminta anak untuk melakukan aksi seksual hanya lima menit sejak percakapan di internet dimulai," papar Penasihat Program Terre des Hommes Netherlands regional Asia Tenggara Hanneke Oudkerk di Jakarta, Kamis.

Pedoseksual adalah bentuk penyimpangan orientasi seksual yang membuat penderitanya menyukai mereka yang masih berada di bawah umur dimana pedoseksual cenderung menyakiti dan melakukan hubungan seks pada korbannya.

Terre des Hommes Netherlands melakukan penelitian menggunakan karakter virtual anak perempuan Filipina "Sweetie" tersebut selama dua bulan di 80 ruang obrolan (chat room) di internet.

Hasilnya ditemukan ada 26 ruang obrolan yang digunakan oleh lebih dari 1.000 orang dewasa pedoseksual yang bersedia membayar anak-anak di negara berkembang untuk melakukan adegan-adegan seks di kamera video.

"Pada saat predator berinteraksi dengan gadis kecil virtual itu, para peneliti mengumpulkan identitas predator melalui media sosial untuk membuka samarannya," jelas Oudkerk.

Sementara itu, Manajer Terre des Hommes Netherlands untuk Indonesia Sudaryanto mengatakan kasus kekerasan seksual melalui "webcam" atau "Webcam Child Sex Tourism" (WCST) memang belum terlalu marak di Tanah Air. "Namun tiga dari 1.000 orang yang diketahui identitasnya sebagai predator itu berasal dari Indonesia," kata Sudaryanto.

Sudaryanto menduga salah satu penyebab anak-anak Indonesia belum menjadi target sindikat tersebut, karena anak-anak Indonesia belum fasih berbahasa Inggris.

"Namun potensinya besar, ini harus diwaspadai," kata Sudaryanto.

Sudaryanto mengharapkan agar para orang tua untuk turut mengawasi anak-anaknya ketika berselancar di dunia maya begitu juga dengan penggunaan telepon pintar dan media sosial lainnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement