SYDNEY -- Saat dihadapkan dengan pilihan sulit, terkadang manusia memilih untuk menghindari membuat pilihan sama sekali. Sejumlah peneliti di Australia menemukan bahwa lebah pun berperilaku seperti ini.
Peneliti Andrew Barron dari Macquarie University di Sydney bersama rekannya Clint Perry melakukan percobaan dengan cara memberikan pilihan pahit dan manis bagi sejumlah lebah.
Lebah-lebah tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kotak dengan dua ruang dengan garis pembatas dan masing-masing satu target di atas atau di bawah garis tersebut.
Target yang berada di atas garis pembatas mengandung nektar manis, sementara yang berada di bawah garis mengandung zat quinine pahit. Lebah-lebah itu baru dilepaskan dari kotak kalau sudah memilih salah satu target.
Masing-masing lebah diujicoba sebanyak 60 kali, dengan variasi target dalam bentuk, ukuran, dan jarak dari garis pembatas, sampai lebah tersebut memahami bahwa mereka akan mendapat nektar manis bila memilih di atas garis dan mendapat zat pahit bila memilih di bawah garis.
Namun, saat target menjadi lebih dekat atau bertabrakan dengan garis, lebah menjadi lebih sulit memilih.
Dalam eksperimen terpisah, lebah-lebah dibolehkan keluar melalui lubang khusus, dan tidak harus memilih.
Barron dan Perry mendapati bahwa saat lebah-lebah dipaksa membuat pilihan yang sulit, mereka lebih sering keluar kotak dan tidak memilih sama sekali.
"Perilaku mereka mengesankan bahwa mereka memilih untuk tidak memilih saat mereka lebih mungkin membuat pilihan yang salah," jelas Barron.
Perilaku macam ini juga didapati pada anjing, lumba-lumba dan tikus.
Namun, sulit untuk memastikan bahwa satwa berperilaku seperti ini karena mereka mempertimbangkan ketidakpastian dalam pilihan mereka dan kemungkinan merugi.
Menurut Barron, memang ada kemungkinan lebah memiliki kemampuan macam ini, karena bila mereka salah membuat pilihan dalam memburu nektar, mereka bisa-bisa kelaparan.
Percobaan dengan lebah dilakukan selama satu tahun di lapangan.