Kamis 31 Oct 2013 09:37 WIB

Kepala NSA Bantah Sadap Google dan Yahoo

A Google sign is seen at a Best Buy electronics store in this photo illustration in Encinitas, California April 11, 2013. (illustration)
Foto: Reuters/Mike Blake
A Google sign is seen at a Best Buy electronics store in this photo illustration in Encinitas, California April 11, 2013. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kepala Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Jenderal Keith Alexander, membantah  laporan yang menyebut pihaknya telah menyadap tautan komunikasi utama dari pusat data Yahoo dan Google di seluruh dunia. Keith berdalih laporan tersebut tidak akurat. 

"Aktivitas seperti itu, dalam sepengetahuan saya, tidak pernah terjadi," katanya dalam sebuah konferensi yang disponsori oleh Bloomberg TV.

"Faktanya pada Juni ada tuduhan tentang NSA yang menyadap server Yahoo atau Google, hal itu merupakan tuduhan yang tidak benar."

Keith melontarkan bantahan ini ketika dimintai konfirmasi soal laporan terbaru Washington Post, Rabu atau Kamis (31/10) WIB.

Washington Post, mengutip dokumen dari mantan kontraktor NSA Edward Snowden dan sejumlah wawancara dengan pejabat, menyebutkan NSA bersama Dinas Keamanan Inggris (GHCQ) telah mengoperasikan program penyadapan bernama MUSCULAR.

Program tersebut memungkinkan kedua dinas keamanan mengambil lalu lintas data dari kabel serat optik yang digunakan oleh dua raksasa internet AS, Yahoo dan Google. MUSCULAR disebut berbeda dengan PRISM, yang membutuhkan perintah pengadilan untuk pelaksanaannya.

Berdasarkan dokumen tertanggal 9 Januari 2013 yang dikutip harian itu, sebanyak 181 juta catatan berhasil dikumpulkan dalam kurun waktu 30 hari. Data tersebut meliputi metadata surat elektronik seperti teks, suara dan video.

Dilakukan di luar AS

Dokumen yang dilansir Post mengindikasikan bahwa pengumpulan data NSA itu berlangsung di luar Amerika Serikat dan operator telekomunikasi yang tidak disebutkan namanya berperan dalam memberikan akses kepada mereka.

Gambar dalam dokumen tersebut menunjukkan bahwa pencegatan data dilakukan di saat lalu lintas data antara pengguna internet publik dan server "cloud" milik Google.

Dengan beroperasi di luar wilayah AS maka NSA memiliki wewenang yang lebih luas, karena pengoperasian di AS membutuhkan perintah pengadilan, tulis Washington Post.

sumber : AFP/Washington Post
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement