REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Riset terbaru yang dilakukan oleh Intel Corporation dan dilaksanakan oleh Penn Schoen Berland menunjukkan perempuan setengah baya dan mereka yang tinggal di pasar negara berkembang pada khususnya sangat antusias terhadap teknologi dalam kehidupan mereka.
Anthropologist and Director of Interaction and Experience Research dari Intel Labs Genevieve Bell dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (22/10), mengatakan, secara global, perempuan di atas 45 tahun memiliki kemungkinan lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang lebih muda dalam hal kepuasan mereka menggunakan teknologi.
"Mereka juga cenderung untuk mengatakan bahwa teknologi membuat kita lebih manusiawi 45 persen dan memungkinkan kita untuk mempererat hubungan kita 72 persen," katanya.
Selanjutnya, survei yang mereka lakukan membuktikan bahwa perempuan global mendukung teknologi seperti perangkat lunak untuk menonton kebiasaan-kebiasaan dalam kerja (69 persen) atau kebiasaan-kebiasaan dalam belajar (76 persen).
Para perempuan penggemar teknologi ini bahkan lebih terdengar di pasar negara berkembang seperti Cina yang lebih dari tujuh dari 10 perempuan di atas usia 45 percaya bahwa kita tidak cukup menggunakan teknologi .
"Saya sampai harus bertanya-tanya jika yang dimaksud dari data ini adalah kaum perempuan begitu optimistis karena mereka melihat inovasi dalam teknologi yang kini mulai mampu untuk memenuhi janji dalam menyesuaikan irama setiap harinya, membantu untuk memecahkan masalah dan kebutuhan spesifik kita dan menciptakan pengalaman baru yang menarik bahwa perempuan dan laki-laki akan bersama-sama menemukan pengalaman baru yang bernilai."
Sementara perempuan di Indonesia berada di atas rata-rata untuk yakin bahwa inovasi akan mampu untuk mendorong pendidikan yang lebih baik (72 persen), transportasi (66 persen), pekerjaan (60 persen) dan kesehatan (61 persen).
Ia menambahkan, perempuan di Indonesia ternyata bersedia untuk menggunakan teknologi, sementara lainnya (63 persen) mungkin beranggapan bahwa terlalu pribadi untuk meningkatkan pengalaman mereka atau kesehatan mereka seperti menggunakan toilet pintar (smart toilet) untuk mengawasi kesehatan mereka (63 persen).
"Secara historis, perempuan telah menjadi pengguna teknologi yang sangat antusias ketika teknologi mampu memecahkan masalah, membantu kita mengatur hidup kita dan keluarga kita, serta membantu kita dalam penghematan dan perubahan waktu," kata Bell.