REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Kamus penerjemah dianggap usang guna membantu wisatawan berkunjung ke satu negara. Ini yang kemudian menjadi fokus para peneliti dalam pengembangan alat penerjemah yang lebih canggih dan efisien.
Di Jepang, operator seluler NTT DoCoMo tengah mengembangkan kacamata penerjemah yang dapat memindai teks berbahasa Jepang. Nantinya, data base kacamata ini akan diupdate melalui online.
Seperti dikutip Reuters, Selasa (22/10), pengembangan ini diharapkan selesai sebelum pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020. Dengan begitu, semakin banyak wisatawan dari seluruh negara tak lagi kesulitan mengutak-atik buku penerjemah guna mencari lokasi, makanan dan tempat menginap.
Sebelumnya, pabrikan elektronik Jepang lain, NEC telah merintis kacamata penerjemah dengan cakupan bahasa dari berbagai negara. Bentuk kacamata tak berbeda dengan kacamata pada umumnya, hanya saja kacamata penerjemah yang diberi nama "Tele Scouter" itu tidak menggunakan lensa, melainkan menggunakan alat berbasis komputer yang bekerja menerjemahkan bahasa melalui retina pengguna.
Teks yang diterjemahkan secara instan direkam dalam program deteksi suara (voice recognition) lalu diterjemahkan kembali oleh program translasi secara langsung dan diterima retia sebagai informasi teks secara utuh.
NEC telah memperkenalkan besutannya ini pada tahun 2011 lalu. Satu set Tele Scouter untuk perusahaan terdiri 30 unit kacamata, lengkap dengan piranti lunak sebagai pendukung dibanderol 83.300 Dolar, atau kurang lebih 830 jutaan Rupiah.