REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Pesawat antariksa NASA yang menuju planet Yupiter, Rabu (16/1) lalu mengitari bumi agar mendapat dorongan yang diperlukan untuk bisa terbang ke planet gas raksasa itu tahun 2016.
Menggunakan dorongan gravitasi bumi merupakan trik yang lazim karena tidak ada roket yang cukup kuat meluncurkan pesawat antariksa ke sistim tata surya bagian luar.
Pesawat antariksa Juno yang diluncurkan tahun 2011, melesat melewati Mars, planet tetangga terdekat Bumi. Pesawat antariksa itu kemudian dengan cepat melewati bumi untuk mengumpulkan dorongan guna meneruskan perjalanan menuju Yupiter yang berlokasi 778 juta kilometer dari matahari.
Dalam manuver itu, pesawat antariksa Juno yang bertenaga matahari dan berbentuk kincir angin melewati sejenak bayangan bumi dan muncul di atas pantai timur India. Yang paling dekat, Juno akan terbang dalam radius 560 miliar kilometer dari bumi.
Manuver itu dirancang untuk meningkatkan kecepatan Juno dari 125,500 kilometer per jam menjadi 140.000 kilometer per jam, cukup untuk melewati lingkaran asteroid untuk mencapai tujuannya. Selama manuver gravitasi itu, kamera pesawat antariksa JunoCam yang berwarna dengan lensa lebar akan mengambil gambar-gambar bumi dan bulan.
Berdasarkan standard misi antariksa, penerbangan Juno diperkirakan akan berjalan lancar dibandingkan dengan pendaratan pesawat penjelajah Curiosity di Mars tahun lalu.
Manajer proyek Laboratorium Propulsi Jet NASA, Rick Nybakken yang mengawasi misi bernilai 1,1 milyar dolar itu mengatakan NASA memperkirakan misi tersebut akan berjalan lancar dan baik.
Meskipun pemerintah Amerika sempat tutup a selama dua pekan, yang menghalangi NASA memperbaharui situs atau pesan tweeternya, misi NASA itu tetap beroperasi. Awal minggu lalu pesawat antariksa terbaru NASA, LADEE memasuki orbit di sekitar bulan.
Sejak tahun 1970’an pesawat-pesawat antariksa telah mengunjungi atau melintasi Yupiter termasuk Voyagers, Pioneers, Galileo, Ulysses, Cassini dan yang paling akhir New Horizons yang menuju Pluto. Juno akan terbang lebih dekat dibandingkan dengan pesawat-pesawat antariksa sebelumnya, mengitari planet Yupiter setidaknya setahun untuk mempelajari atmosphirnya yang terselubung awan dan ruang dalam planet itu yang misterius untuk memahami lebih baik lagi bagaimana planet raksasa itu terbentuk.
Juno dijadwalkan tiba di Yupiter 4 Juli 2016 setelah menempuh perjalanan 2,74 milyar kilometer. Ketua Ilmuwan, Scott Bolton dari Southwest Research Institute mengatakan ia gembira dengan kinerja Juno sejauh ini.