Jumat 18 Oct 2013 18:55 WIB

Apple Tak Benar-Benar Jual iPhone Murah?

Rep: mgrol21/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
iPhone 5c keluaran Apple
Foto: AP PHOTO
iPhone 5c keluaran Apple

REPUBLIKA.CO.ID, Selama bertahun-tahun Apple mendapat pujian, tidak ada yang pernah menyebut perusahaan itu demokratis. Dari gaya otoktatis Steve Jobs sampai gaya kontrol top-down terhadap hardware dan software hingga harga premiumnya,

Apple selalu mengatakan apa yang terbaik bagi konsumen dan percaya diri bahwa konsumen akan membayar lebih untuk hak istimewa itu.

Tampaknya, gagasan peranti yang 'terjangkau' dari Apple menunjukkan perusahaan itu memang kurang berpengalaman. Hal itu terbukti dari iPhone 'murah' yang terlihat gagap dalam penjualan.

Beberapa minggu setelah model iPhone baru keluar, 5s yang lebih mahal ternyata terjual lebih banyak dari 5c di AS dengan banyak faktor penyebab. Menurut sebuah survei dari Consumer Intelligence Research Partners, yang dilansir Wired, pembeli 5s ($199) menyumbang 64% penjualan iPhone baru, sedangkan 5c ($99) menyumbang 27%.

Hasilnya sama dengan pada saat peluncuran iPhone lima tahun lalu. Pada saat itu, penjualan iPhone 5 ($199) berjumlah lebih dari 2/3 dari total penjualan dibandingkan iPhone 4S ($99) yang berkontribusi 1/4.

Perbedaan mencolok pada tahun lalu, pilihan iPhone 'terjangkau' hanya dari model lama yang dijual dengan harga murah. Tahun ini Apple memperkenalkan model baru dengan anggaran yang lebih besar.

Seharusnya iPhone murah adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk memperluas pasar dan menjadikan Apple lebih banyak diminati.

 

Dengan standar iPhone baru, 5c telah ditampilkan dengan cepat. Di toko online Apple AS, pengiriman untuk model 5s tampaknya akan tertunda selama dua sampai tiga minggu. Sebaliknya, pengiriman untuk 5c hanya dalam satu hari.

Informasi tersebut bukanlah satu-satunya kesimpulan mengenai rendahnya popularitas iPhone 5s. Ada kemungkinan bahwa Apple memproduksi lebih banyak  iPhone 5c. Hal ini menjadi pertanyaan sejak lama mengenai pasokan 5s.

Survei CIRP bukan satu-satunya laporan yang menunjukkan 5s mengalahkan 5c di pasa Amerika Serikat. Kondisi serupa terjadi di Cina,  yang menganggap ponsel murah adalah kunci merambah pasar lebih luas. Negara dengan pasar yang sebagian besar menolak pesona Apple,  ternyata 5s menjadi hits.

Bisa jadi itu adalah dampak beberapa pemberitaan mengenai 5c yang menyatakan bahwa peranti itu tidaklah sama sekali baru, melainkan adonan iPhone 5 dengan bungkus plastik yang 'dipanggang' menjadi prodouk baru. Dalam kata lain, sama saja cuma beda kemasan.

Sementara, 5s, adalah model premium baru dengan fitur lebih keren--meski tak terlalu banyak--dan dijual dengan diskon. Inilah daya tariknya.

Bila ditarik lebih jauh, apakah kira-kira orang-orang bisnis di Wall Street, atau perkantoran di pusat kota di Shanghai, dan London akan tergoda dengan warna biru muda, kuning, pink dan hijau?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement