SINGAPURA -- Indonesia berhasil mengambil alih posisi Cina sebagai sumber lalu lintas serangan cyber nomor satu di dunia. Demikian laporan yang dirilis perusahaan pengawasan internet Akamai.
Temuan terbaru dari firma yang bermarkas di Amerika ini menunjukan jumlah serangan cyber dari Indonesia meningkat sangat pesat.
Lalu lintas internet berbahaya di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat sejak awal tahun.
Dari 175 negara yang diteliti oleh Akamai, Indonesia tercatat menguasai 38% dari jumlah lalu lintas terkait peretasan (hacking), angka ini meningkat hampir dua kali lipat dari data di awal tahun ini.
Temuan ini mengejutkan penulis laporan Akamai, David Belson, yang menilai Indonesia secara historis mewakili 1 atau 2 persen dari serangan cyber, tapi belakangan malah meningkat menjadi 38% pada kwartal ini. "Peningkatan serangan cyber di Indonesia ini diluar dugaan dan tidak jelas apakan akan berlanjut menjadi tren yang terus meningkat di masa depan, “ katanya khawatir.
Laporan ini juga menyatakan rata-rata kecepatan internet di Indonesia telah meningkat 125% dalam pertengahan tahun kedua 2013, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tapi Belson mengatakan dia tidak melihat hubungan antara kecepatan koneksi internet dengan lalu lintas serangan cyber di Indonesia.
Para peretas menurutnya bisa jadi justru menggerogoti sistem internet yang rentan di Indonesia.
Mengidentifikasi sumber dari serangan cyber memang sangat sulit dilakukan, mengingat sumber alamat IP bisa jadi dari Indonesia, tapi pelaku peretasan bisa berada ditempat lain.
Direktur Keselamatan Internet, Universitas Canberra, Nigel Phair mengatakan atribusi dari kejahatan internet merupakan salah satu hal yang sangat sulit dijangkau penegak hukum.
"Menemukan dimana pelaku peretasan berada dan siapa yang menggunakan keyboard komputernya itu sangat sulit,” tegasnya.
"Penjahat internet menggunakan komputer , yang bisa mereka gunakan atas nama wilayah pihak ketiga untuk menyembunyikan jejak mereka. "
Dengan meningkatnya koneksi internet di Asia Pasifik, Phair mengatakan kejahatan cyber tumbuh dan berkembang dengan baik di jaringan internet yang lebih cepat.
"Kita juga tidak boleh melupakan tempat-tempat lain seperti Kepulauan Pasifik yang saat ini masyarakatnya juga semakin banyak menggunakan internet,” katanya.
"Tidak ada orang yang mengajari mereka, yang mengingatkan mereka sumber-sumber internet yang baik, bagaimana berinternet yang aman terkait penggunaan anti virus maupun tidak mengakses situs yang mencurigakan.”
Respons Indonesia
Pemerintah Indonesia mengaku mengetahui soal meningkatnya kejahatan internet di dalam negeri. Namun Menteri Informasi dan Komunikasi, Tifatul Sembiring mengatakan temuan Akamai mengenai indonesia tidak menggambarkan secara keseluruhan soal kondisi internet di Indonesia.
"Data ini bisa jadi hanya bersumber pada serangan yang sporadis,” katanya.
"Kadang-kadang, serangan cyber yang berasal dari Indonesia jumlahnya memang lebih banyak dari Cina, tapi itu bukan angka rata-rata tahun ini mengenai jumlah serangan cyber.”
Sembiring mengatakan pemerintah memprioritaskan isu keamakanan internet dan saat ini ada tim pengawas yang bersiaga 24 jam bekerjasama dengan Menteri Pertahanan, dan ada juga beberapa badan intelejen dan juga sektor swasta. Indonesia juga telah meminta bantuan internasional.
Bulan lalu di Tokyo, Indonesia dan 10 negara di ASEAN lainnya sepakat untuk memperkuat upaya bersama melawan hacker.
"Keamanan internet merupakan isu global, anda bisa terhubung dengan internet dan anda otomatis terhubung dengan situs global,” kata Sembiring.