REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Para ilmuwan telah menemukan toksin botulinum baru yang dipercaya sebagai substansi paling mematikan yang pernah dikenal manusia.
Para peneliti menahan rangkaian DNA toksin tersebut dari database publik karena tidak memiliki penangkalnya.
New Scientist melaporkan, hanya menghirup dua sepermiliar gram atau 13 per-sepermiliar gram protein botulinum yang diproduksi bakteri tanah Clostridium botulinum sudah bisa membunuh orang dewasa.
Alasannya, racun akan menghambat pelepasan zat kimia yang disebut asetilkolin yang disekresikan saraf dan membuat otot bekerja. Tanpa bahan kimia tersebut, manusia akan mengembangkan botulisme dan seringnya mati karena kelumpuhan .
Biasanya, racun tertelan tak sengaja karena tumbuh dalam makanan. Korban keracunan umumnya diobati dengan antibodi monoklonal buatan yang kebal terhadap protein yang bereaksi dengan tujuh keluarga botulinum (dari A sampai G).
Namun pekan ini, Stephen Arnon dan rekan-rekannya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas California di Sacramento melaporkan telah menemukan racun mematikan baru kedelapan yang saat ini bernama tipe H.
Toksin tipe H itu ditemukan dalam kotoran seorang anak yang memiliki gejala khas botulisme. Para ilmuwan telah menguji toksin baru pada tikus di Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. Mereka menemukan tidak ada antibodi yang melindungi tikus dari racun.