Selasa 08 Oct 2013 23:59 WIB

Vaksin Malaria Dipasarkan Tiga Tahun Lagi

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
(Illustrasi) Nyamuk Anophles, penular Malaria
Foto: PORTALEUREKA.COM
(Illustrasi) Nyamuk Anophles, penular Malaria

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pembuat obat Inggris GlaxoSmithKline (GSK) tengah mencari persetujuan regulator untuk memasarkan vaksin malaria pertama di dunia setelah percobaan menunjukkan berkurangnya kasus di anak-anak Afrika. Diprediksi, vaksin bisa dipasarkan pada 2015. 

Para ahli mengatakan, optimis dengan kemungkinan penjualan vaksin malaria pertama di dunia. Malaria telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia setiap tahun. Ilmuwan mengatakan vaksin yang efektif merupakan kunci untuk menekan jumlah kematian. 

Vaksin yang dikenal dengan RTSS mengurangi hampir setengah kasus malaria pada anak-anak dalam percobaan dan mengurangi sekitar 25 persen kasus malaria pada balita. Perusahaan GSK mengembangkan RTSS dengan dukungan dana dari yayasan Bill & Melinda Gates. Uji coba di Afrika melibatkan 15.500 anak di tujuh negara. 

Hasilnya dipresentasikan dalam pertemuan medis di Durban, Afrika Selatan. "Berdasarkan data ini, GSK sekarang inten untuk mendaftarkan pada 2014 aplikasi regulasi kepada Badan Kedokteran Eropa (EMA)," ujar GSK dalam pernyataan yang dikutip BBC, Selasa (8/10). 

Perusahaan itu telah mengembangkan vaksin selama tiga dekade. GSK merekomendasikan penggunaan RTSS paling cepat pada 2015 jika EMA memberi izin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement