Kamis 26 Sep 2013 15:35 WIB

Facebook-Twitter akan Masuk Cina Lagi, Tapi Sudah Terlambat

Facebook
Foto: AP/Ben Margot
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Facebook dan Twitter menghadapi tugas berat di Cina. Bila akses jejaring sosial itu dibuka, mereka harus melawan sederatan pesaing domestik yang paham betul bagaimana melayani selera dan kebutuhan lokal.

Bertahun-tahun tumbuh dalam isolasi itu artinya perusahaan media sosial canggih di Cina, seperti Tencent Holding, Sina dan Renren tidak terlalu cemas bila dua raksasa barat, Facebook dan Twitter mendapat akses ke 591 pengguna internet di Cina, populasi online terbesar dunia.

Akses Facebook dan Twitter diblokir di Cina sejak 2009 dan akan dibuka oleh pemerintah di zona perdagangan bebas Shanghai (FTZ)pada pekan ini, demikian laporan South China Morning Post, Selasa lalu. Langkah ini langsung menuai julukan, 'konsensi internet'.

Sementara bagi keduanya momen ini bisa jadi terlambat untuk mengulangi kesuksesan di negara lain dunia dalam pasar internet paling menjanjikan sekaligus paling dibatasi. Perlu dicatat, pendapat iklan online di Cina melonjak hampir 47 persen tahun lalu dibanding 2011 mencapai 12,3 milyar dolar.

"Lanskap media sosial di Cina termasuk yang paling berkembang dan canggih di luar sana," ujar Sam Flemming, kepala eksekutif intelijen media sosial berbasis di Cina, CIC. "Mereka bukan hanya pemain minor dan mengisi dalam himpunan-himpunan kecil jejaring sosial, mereka adalah bagian utama dari Internet di Cina."

Applikasi pesan online populer dari Tencent, WeChat misal memiliki 236 juta pengguna aktif, lebih dari separuh pengguna ponsel cerdas di Cina. Lalu layanan mikroblogging Sina Weibo memiliki lebih dari 500 juta akun terdaftar tahun lalu.

Tencet dengan nilai pasar mencapai 100 milyar bulan ini, mencuri peringkat atas dari pesaingnya dengan WeChat, aplikasi pesan berbasis jejaring sosial macam Line yang membuat pengguna bisa berbicara secara privat dalam grup, bermain game, memutakhirkan teman, mengirim pesan suara dan melakukan transaksi online.

Sementara Facebook, berdasar prospektus IPO tahun lalu dihargai 118 miliar dolar, tapi dengan kontribusi nol dari pasar Cina. Lalu berdasar studi, Twitter tidak memiliki lebih dari 50 ribu pengguna aktif di Cina. Maklum saja saat diblokir akses keduanya terbatas pada orang-orang yang menggunakan Virtual Private Network (VPN) untuk bisa menembus Great Firewall Cina--istilah untuk menyebut mekanisme pembatasan internet di Cina.

"Weibo memiliki fitur-fitur serupa Twitter, namun peran besarnya di Cina untuk menyebarkan berita, informasi dan hiburan sudah berurat akar dan itu yang penting," ujar Fleeming. "Weibo adalah spirit waktu  sekaligus penyejuk air di Cina."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement