Kamis 26 Sep 2013 10:55 WIB

Twitter Alerts, Fitur untuk Kondisi Darurat

Twitter melengkapi fitur untuk kondisi darurat, Twitter Alerts
Foto: Twitter
Twitter melengkapi fitur untuk kondisi darurat, Twitter Alerts

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Twitter melengkapi laman jejaring sosialnya dengan fitur peringatan darurat. Termasuk pemberitahuan mengenai adanya bencana seperti gempa bumi atau tsunami.

Twitter ingin memberikan informasi penting serta tepat waktu kepada masyarakat. Sehingga, ketika berita mengenai cuaca atau keadaan darurat keamanan, instansi pemerintah dan responden bisa langsung mengambil tindakan di lapangan.

"Hari ini kami meluncurkan Twitter Alerts, sebuah fitur baru yang membawa kita satu langkah lebih dekat untuk membantu pengguna mendapatkan informasi penting dan akurat selama keadaan darurat, bencana alam atau jika layanan komunikasi lainnya tidak dapat diakses," kata Twitter di blog resminya, Rabu (25/9) waktu setempat.

Peringatan cepat itu dapat membantu organisasi atau siapa pun yang tertarik dalam program penyelamatan serta tindakan lain terkait keadaan darurat bencana atau keamanan. Peringatan darurat akan muncul pada ponsel pengguna dalam bentuk pesan atau SMS ketika akun pihak berwenang menandai pesannya sebagai "peringatan darurat".

Peringatan akan muncul berbeda dengan Tweet biasa pada timeline halaman utama Twitter pengguna, yang ditandai dengan ikon bel berwarna oranye. Program Twitter Alert tersedia baik untuk institusi lokal, nasional, dan internasional yang menyediakan informasi kritis kepada masyarakat umum.

Twitter memberikan prioritas akses untuk fitur itu kepada penegak hukum, badan penyelamatan publik, lembaga manajemen darurat, pemerintah daerah beserta institusinya, lembaga negara dan regional, penyedia layanan publik, juga lembaga nasional dan lembaga sosial masyarakat.

Kepada lembaga yang memenuhi kualifikasi tersebut dapat mendaftarkan diri di program Twitter Alerts dengan mengisi form yang telah disediakan oleh jejaring sosial terkenal itu. Saat ini, tulis Twitter, sudah lebih dari 100 lembaga sosial masyarakat dan lembaga pemerintah di Amerika Serikat, Jepang, dan Korea telah bergabung dalam Twitter Alerts. "Kami akan mengembangkan layanan ini untuk lebih banyak organisasi di seluruh dunia."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement