Jumat 20 Sep 2013 17:48 WIB

Ketika BlackBerry Messenger Tidak Lagi Eksklusif

Rep: Friska Yolandha/ Red: Citra Listya Rini
BlackBerry Messenger.
Foto: thesnapplab.com
BlackBerry Messenger.

REPUBLIKA.CO.ID, Satu pekan terakhir, jejaring sosial berkicau membicarakan satu hal: BlackBerry Messenger (BBM) untuk sistem operasi android dan iOS. Perusahaan pembuat ponsel BlackBerry Ltd atau sebelumnya Research in Motion (RIM) akhirnya menawarkan layanan pesannya untuk dikonsumsi publik, tidak hanya pemilik ponsel pintar BlackBerry.

Jaringan sosial ikonik milik BlackBerry ini resmi diluncurkan untuk pengguna ponsel berbasis Android dan iPhone mulai hari ini, 21 September 2013. BlackBerry memberikannya gratis dan dapat diunduh di toko aplikasi Google Play dan Apple Apps Store.

Isu BBM untuk android dan IOS ini telah muncul sejak Mei 2013. Chief Executive Officer (CEO) Blackberry Thorsten Heins mengumumkan BBM merupakan alasan orang menggunakan BlackBerry. 

"Dan kami memutuskan kini merupakan saat yang tepat untuk membuat BBM dapat dipakai di layanan multiplatform," kata Heins seperti dilansir laman Financial Times, Jumat (20/9).

Peluncuran ini diperkirakan akan menambah lubang dalam buku kerja BlackBerry yang telah menggelepar sejak buruknya penjualan BlackBerry Z10 di awal tahun. Selain itu, terbukanya BBM di multiplatform tidak akan memberikan dampak langsung terhadap keuntungan BlackBerry. Bahkan mungkin akan menurunkan jumlah pengguna BlackBerry.

Namun, perusahaan yang didirikan pada 1984 ini mencoba diplomatis. BlackBerry berharap dapat mengambil kesempatan pada fakta saat ini tidak ada penguuasa pasar di dunia instant messaging untuk ponsel pintar. Pasar terpecah antara Whatsapp, iMessage, Kik, dan si pendatang baru Line.

Executive Vice President (EVP) BBM Andrew Bocking mengungkapkan BBM merupakan layanan pesan yang sangat menarik dan mudah digunakan. "Dengan lebih dari satu miliar pengguna android, IOS, dan BlackBerry, ini merupakan waktu yang tepat untuk membawa BBM ke pemilik smartphone android dan iPhone," ujar Bocking.

Peluncuran BBM untuk sistem operasi non-BlackBerry ini bukan tanpa isu miring. BlackBerry dikabarkan tengah berjuang untuk bertahan di pasar smartphone setelah Heins menyatakan sedang mencari strategi alternatif untuk pengembangan perusahaan ke depan. 

Perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario, ini bahkan telah membentuk komite khusus untuk merealisasikan strategi alternatif tersebut. Dikutip dari the Wall Street Journal, komite khusus menyatakan BlackBerry harus menjual beberapa unit bisnisnya, seperti yang telah dilakukan Nokia. 

Isu lain yang merebak adalah tentang pemisahan unit BBM menjadi perusahaan sendiri. Anak usaha yang rencananya diberi nama BBM Inc ini akan menjadi sebuah perusahaan bernilai tinggi dan bersaing dengan sejumlah layanan pesan lain. Namun, hingga saat ini BlackBerry belum memberikan keterangan resmi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement