REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG---Harga laptop atau komputer jinjing mengalami kenaikan antara 10 hingga 20 persen akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terjadi sebulan terakhir.
Pada sentra penjualan komputer Plaza Lotus dan Simpur Center Bandarlampung Provinsi Lampung, Senin, kenaikan harga tersebut mengakibatkan jumlah pembeli laptop menurun secara signifikan sejak awal September 2013.
Salah seorang pedagang di Griyacom, Plaza Lotus Bandarlampung, Ayi, menyebutkan, kenaikan paling tinggi terjadi pada laptop impor kelas "high end" merek Toshiba dan Acer. "Merek lain paling tidak naik harganya sampai sepuluh persen, sementara kedua merek itu kenaikannya bisa mencapai 20 persen," kata dia.
Salah satu contohnya, kata Ayi lagi, laptop ukuran 7 inci yang pada bulan lalu masih bisa diperoleh dengan harga di bawah empat juta rupiah, kini harus dibandrol dengan harga empat juta rupiah lebih.
Hal yang sama juga terjadi dengan smartphone dua merek terkenal, Nokia dan Samsung, untuk kelas 'high end' mengalami kenaikan harga hampir 10 persen di pusat penjualan handphone Simpur Center Bandarlampung.
Menurut para pedagang di pusat perbelanjaan itu, kenaikan harga tersebut berlangsung sejak awal September 2013, dan diperkirakan masih akan berlangsung selama nilai tukar rupiah masih bergejolak. Sebaliknya, kenaikan tidak terjadi pada smartphone merek Blackberry yang tidak mengalami kenaikan setelah melemah nilai rupiah terhadap dolar AS.
Smartphone merek Blackberry harganya masih berada dalam rentang Rp1,6 juta untuk kelas medium, dan Rp6 juta-an untuk kelas "high end". Bahkan untuk tipe Blackberry kelas "high end" dengan sistem operasi Blackberry 10, terjadi penurunan signifikan harganya, mengikuti tren penjuaan tipe tersebut di seluruh dunia. Sedangkan untuk kelas "feature phone" dan ponsel lokal, tidak ada kenaikan harga selama bulan September 2013 ini.