REPUBLIKA.CO.ID, PARIS,--Ada risiko lain yang bisa ditimbulkan gempa bumi. Guncangan lempeng bumi ini ternyata dapat merobek kantong bumi dan membuka celah di laut yang mengeluarkan segumpalan metana, gas rumah kaca yang sangat kuat. Hal ini disimpulkan menurut sebuah studi oleh para ilmuwan Jerman dan Swiss yang dipublikasikan pada Ahad (28/7) kemarin.
Gempa menyebabkan metana masuk ke dalam daftar emisi karbon yang memerangkap panas dan mempengaruhi sistem iklim dunia. Hanya saja ilmuwan menjelaskan skala kontribusi gempa terhadap zat metana ini masih belum jelas.
Bukti berasal dari inti sedimen yang dibor dari dasar Laut Arab utara. Penelitian tersebut sudah berjalan sejak tahun 2007 oleh para ilmuwan kelautan.
Sekarang ini, salah satu inti telah ditemukan mengandung hidrat metana yang berstruktur solid seperti kristal metana dan air. Senyawa ini terletak hanya 1,6 meter di bawah dasar laut.
Bukti lain yang ditemukan adalah tanda-tanda dari air di antara butiran sedimen, dan konsentrasi mineral yang disebut barit. Kedua hal itu menunjukkan bahwa metana keluar melalui dasar laut dalam beberapa dekade terakhir.
“Kami mulai membaca literatur dan menemukan bahwa gempa bumi besar terjadi sebelumnya, pada 1945,” kata David Fischer dari MARUM Institute di University of Bremen seperti dikutip AFP.
“Berdasarkan sejumlah indikator, kami menduga bahwa gempa menyebabkan retakan sedimen, melepaskan gas yang telah terperangkap di bawah hidrat ke laut.”