Senin 22 Jul 2013 17:56 WIB

Inggris Blokir Konten Pornografi

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Citra Listya Rini
Anti-Pornografi (ilustrasi)
Foto: ROL
Anti-Pornografi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron mengumumkan pihaknya akan memblokir konten pornografi dari setiap rumah di negerinya. Pemblokiran akan bisa dilakukan jika mereka, penduduk Inggris memilih untuk menolak konten porno.

Cameron menyatakan pornografi memiliki dampak negatif yang luar biasa, yaitu merusak anak-anak di Inggris. ''Di sudut tergelap dunia internet ada hal-hal yang membawa bahaya langsung ke anak-anak kita,'' ucap Cameron seperti dikutip dari BBC, Senin (22/7).

Ia mengatakan sebagai seorang ayah atau orangtua saatnya bertindak, lebih tepatnya melindungi anak-anak karena mereka sama sekali tak bersalah. Aturan ini juga menyebutkan pornografi yang menggambarkan perkosaan akan masuk kategori ilegal.

Mesin pencari online diberi waktu sampai Oktober untuk memperkenalkan langkah-langkah lebih lanjut pemblokiran konten ilegal. Aturan ini akan berlaku baik bagi pelanggan internet baru maupun yang lama.Ke depan Jutaan pengguna internet di seluruh Inggris juga akan dihubungi penyedia layanan internet.  

Mereka harus memutuskan apakah mengaktifkan filter keluarga atau tidak untuk membatasi konten dewasa. Akan tetapi bagi pelanggan baru, filter proteksi bagi keluarga akan keluar secara otomatis. Namun, mereka bisa memilih untuk mematikan filter tersebut. 

Penasihat Perdana menteri Cameron, untuk komersialisasi dan seksualisasi anak-anak, Claire Perry menyatakan bagi mereka yang tak memilih, maka filter proteksi keluarga akan aktif secara otomatis.

Langkah lainya adalah Inggris juga memberlakukan UU baru sehingga video streaming online di Inggris akan tunduk pada pembatasan yang sama dengan video yang dijual di toko. 

''Mesin pencari online juga memiliki kewajiban moral untuk memblokir konten ilegal,'' ucap Cameron dikutip dari BBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement