REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu dari lima serangan phising, yang tercatat selama Mei 2012 hingga April 2013, menyasar bank dan lembaga keuangan lainnya, menurut penelitian perusahaan keamanan komputer Kaspersky Lab.
Sekitar 37 persen dari semua bank yang disurvei terkena dampak serangan phising setidaknya satu kali dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.
Para penjahat siber melakukan serangan phising dengan membuat laman palsu--yang menyerupai laman target serangan--untuk mengelabui pelanggan bank serta lembaga keuangan dan mencuri data personal guna mendapatkan keuntungan.
"Tidaklah mengherankan jika perbankan dan perniagaan elektronik (e-commerce) menarik perhatian penjahat cyber. Keberhasilan memanfaatkan online banking palsu atau laman belanja online memberikan pendapatan atau penghasilan langsung kepada scammers," kata Kaspersky Lab dalam siaran persnya baru-baru ini.
Berbeda dengan ketika mereka menargetkan laman pencarian, jejaring sosial, atau email yang hanya membuahkan data personal. Untuk mengubah data itu menjadi keuangan, penjahat siber masih harus menemukan pembeli data tersebut.
Meskipun bahaya serangan phishing menyebar luas, menginstal produk keamanan dengan fungsionalitas yang penting untuk melindungi aktivitas keuangan akan memberi perlindungan bahkan kepada pengguna awam sekalipun ketika melakukan transaksi online, kata Kaspersky.