Rabu 10 Jul 2013 00:50 WIB

BMKG: Tiga Celah Megathrust Perlu Diwaspadai

Gempa (ilustrasi)
Foto: eeri.org
Gempa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan tiga titik yang menjadi celah utama lokasi prediksi gempa megathrust yang dapat terjadi di wilayah selatan Indonesia.

"Barat Daya Mentawai, Barat Daya Selat Sunda, dan Selatan Bali," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG P J Prih Harjadi di Jakarta, Rabu (10/7).

Berdasarkan analisa dan data BMKG, menurut dia, hanya tiga celah tersebut yang belum terjadi gempa. Artinya masih tersimpan tenaga yang besar di ketiga titik tersebut. "Harapan kita (tenaga) dilepaskan bertahap jadi gempa tidak sebesar yang diperkirakan," ujar dia.

Meski sudah terjadi gempa 7,7 Skala Richter (SR) di Mentawai tahun 2010, namun menurut Prih, masih tersisa tenaga yang lebih besar di daerah Mentawai. Berdasarkan analisa yang dilakukan BMKG atau pun para ilmuwan kekuatan gempa megatrusht tersebut bisa mencapai 8 SR, dan dampaknya akan sangat besar.

Sedangkan di barat daya Selat Sunda hingga ke Bengkulu, ia mengatakan juga belum tercatat adanya gempa. Berdasarkan penelitian paleo tsunami yang dilkakukan di Labuan, Banten, deposit sisa tsunami belum terlihat lagi adanya peristiwa tsunami yang lebih dasyat dari 1883 saat Krakatau meletus.

"Jika dirilis analisa kita gempa bisa mencapai 8,7 SR. Meski sudah pernah gempa 7,7 SR di Pangandaran yang berdampak tsunami hingga ke Cilacap namun tenaga masih tersimpan untuk barat daya Selat Sunda hingga Bengkulu," katanya.

Sementara itu, ia mengatakan celah lain yang tersisa menyimpan tenaga besar terletak di selatan Bali. "Jika di Malang kemarin sudah ada gempa dan di selatan Sumba juga sudah pernah terjadi gempa dengan magnitude mencapai 8 SR maka yang tersisa celah di selatan Bali yang dapat mencapai 8SR".

Kepala BMKG Sri Woro B Harijono mengatakan informasi tentang tiga celah gempa megathrust ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi agar masyarakat dapat selalu waspada terhadap ancaman gempa dan tsunami.

Belajar dari apa yang terjadi di Sumatera Barat, menurut dia, "awareness" telah dimiliki tetapi cara evakuasi masih banyak salah, seperti menggunakan kendaraan bermotor untuk evakuasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement