Rabu 03 Jul 2013 06:07 WIB

Studi: 1 dari 10 Orang Mungkin Hidup di Tempat Panas, 2100

Hutan Amazon
Hutan Amazon

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Satu dari 10 orang di dunia akan hidup di tempat lahan pertanian, air, ekosistem, atau kesehatan sangat terpengaruh oleh perubahan iklim pada akhir abad ini. Hal ini terjadi jika buangan gas rumah kaca terus tak terkendali.

Studi internasional yang disiarkan pada Senin (1/7) di jurnal AS "Proceedings of the National Academy of Sciences", mengidentifikasi Lembah Amazon sebagai "tempat panas yang paling mencolok" akibat perubahan iklim. Wilayah tersebut, katanya, diproyeksikan akan mengalami beberapa perubahan di tiga sektor lahan pertanian, ekosistem, dan ketersediaan air.

Wilayah tempat panas terbesar kedua adalah Eropa Selatan, dengan perubahan tumpang-tindih dalam hal ketersediaan air dan ekosistem. Tempat panas lain yang mungkin mengalami perubahan parah dalam banyak sektor meliputi wilayah tropis di Amerika Tengah dan Afrika serta wilayah utara Asia Selatan.

"Dampak tumpang-tindih perubahan iklim di berbagai sektor memiliki potensi untuk berinteraksi sehingga banyak tekanan pada kehidupan manusia di wilayah yang terpengaruh," kata penulis utama Franziska Piontek dari Lembaga Potsdam bagi Penelitian Dampak Iklim Jerman di dalam satu pernyataan yang dilansir Xinhua, Selasa (2/7).

"Ini sebabnya mengapa kami memusatkan perhatian pada dampak banyak sektor di seluruh dunia, yang terbukti terasa di negara maju serta berkembang," kata Piontek.

Itu adalah studi pertama untuk mengidentifikasi tempat panas di seluruh sektor tersebut berdasarkan serangkaian simulasi menyeluruh komputer bagi perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya. Kelompok contoh dari Jerman, Cina, Jepang, Amerika Serikat, dan negara lain yang dikaitkan di dalam apa yang disebut Intersectoral Impact Model Intercomparison Project untuk menggerakkan data yang konsisten.

Mereka menganggap dampak yang berkaitan dengan air, pertanian, eko sistem dan kesehatan pada tingkat yang berbeda pemanasan global dan mendapati bahwa tumpang-tindih banyak sektor mulai terlihat jelas pada peningkatan pemanasan global tiga derajat Celsius di atas rata-rata 1980 sampai 2010.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement