Selasa 02 Jul 2013 17:57 WIB

Ditemukan Bulir Padi Purba di Situs Liyangan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dewi Mardiani
benih padi - ilustrasi
benih padi - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Situs Liyangan yang berlokasi sekitar 7,5 km dari puncak Gunung Sindoro, Jawa Tengah (Jateng), masih menjadi obyek penelitian sejumlah arkeolog. Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siswanto, mengatakan, belum lama ini tim peneliti menemukan bulir-bulir padi di lokasi situs itu.

Penemuan itu masih belum bisa memastikan jenis padinya. ''Kita masih melakukan jenis padi apa yang kita temukan di situs tersebut. Namun kami memperkirakan, padi itu merupakan padi Jawa dengan usia sama dengan usia situs Liyangan yang kita perkirakan ada pada abad 9,'' jelas Siswanto, usai membuka acara Pameran Kepurbakalaan di Auditorium Universitas  Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Selasa (2/7).

Menurut rencana, pameran yang digelar bersama-sama dengan Balai Konservasi Borobudur dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran ini, akan digelar selama 5 hari, yaitu pada 2-6 Juli 2013. Dia menyebutkan, bulir padi tersebut saat ini masih dalam penelitian dengan melibatkan pakar-pakar dari bidang bidang pertanian.

Pakar pertanian yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Unsoed, Prof Totok Agung PhD, memperkirakan bulir padi yang ditemukan oleh Balai Arkeologi merupakan padi yang hanya ada di Pulau Jawa.

''Saya menduga itu padi jenis subspesies javanicus,'' katanya. Jenis padi ini, menurutnya, memiliki rasa yang sangat enak dan wangi. Padinya mempunyai bulu yang banyak. Hanya masa tanamnya cukup lama sekitar 6-8 bulan.

Ia menyebutkan, padi ini masih bisa ditemui di pedesaan dengan pertanian tradisional. ''Dulu, ada padi dengan nama padi grendeng. Padi ini kemungkinan mempunyai kekerabatan yang dekat dengan padi yang ditemukan di Liyangan,'' katanya.

Sebelumnya, di situs yang berlokasi di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung tersebut, juga ditemukan berbagai benda peradaban masa lalu. Antara lain, rumah bambu beratap ijuk dan bangunan seperti pendopo yang sudah menjadi arang, susunan batu bekas yang diperkirakan bekas saluran irigasi, jalan kampung dan juga candi berukuran kecil.

Bahkan dari proses eskavasi, tim juga menemukan 40 guci yang berasal dari Cina dan dibuat pada dinasti Tang. Berdasarkan temuan selama ini, situs Liyangan pada abad ke-9, merupakan lokasi pemukiman masyarakat. Lokasi tersebut kemudian ditinggalkan masyarakatnya, karena terkena aliran lava pijar dari Gunung Sindoro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement