REPUBLIKA.CO.ID, NASA, Badan Antariksa Amerika, meluncurkan misi untuk mempelajari matahari yang diberi nama Misi Interface Region Imaging Spectrograph (IRIS). Misi IRIS ini bertujuan untuk mempelajari matahari khususnya berbagai kawasan permukaannya yang misterius, kawasan antara permukaan matahari dan corona atau lapisan atmosfirnya. Suhu permukaan matahari panas, sekitar enam ribu derajat Celcius tapi lapisan atas atmosfir matahari yang dikenal sebagai corona sekitar satu juta derajat lebih panas.
Interface Region Imaging Spectrograph atau IRIS milik NASA adalah sebuah satelit kecil yang akan mengamati bagaimana unsur-unsur matahari memanas selagi satelit itu bergerak ke lapisan atmosfir matahari yang lebih rendah. Energi yang meresap lewat kawasan permukaan itu menggerakkan angin.
Seperti dilansir situs VOA, energi dan zat yang mengalir ke kawasan permukaan itu berdampak pada bumi kata peneliti utama misi IRIS, Alan Title mengatakan, "Yang ingin kami temukan adalah apa proses fisik mendasar yang mentransfer energi dan bahan-bahan dari permukaan matahari ke atmosfir luar, ke corona. Dan ingat corona menjangkau seluruh heliosfir. Kita tinggal di atmosfir luar matahari."
Sinar ultraviolet matahari dihasilkan di kawasan permukaan itu. Sinar itu mempengaruhi iklim planet kita dan kondisi antariksa dekat bumi. IRIS dengan teleskop ultravioletnya akan menghasilkan gambar-gambar beresolusi tinggi dan bahkan menunjukkan masing-masing energi yang dihasilkan oleh matahari.