Senin 10 Jun 2013 20:25 WIB

Microsoft: Software Bajakan di Indonesia Terinfeksi Malware

Rep: Yulianingsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pembajakan software (ilustrasi)
Foto: ITP NET
Pembajakan software (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Komputer dengan software bajakan bisa jadi sangat rentan. Berdasarkan penelitian keamanan software yang dilakukan Microsoft Indonesia di awal  2013, ternyata  2 dari 3 komputer yang menggunakan software bajakan positif  terinfeksi malware.

"Akibatnya bisa fatal bagi para pengguna sofware bajakan tersebut. Karena beberapa jenis malware akan memudahkan hacker mengambil webcam konsumen dan mengendalikannya dari jarak jauh," ujar Sudimin Mina, Direktur Genuine Initiative Software, Microsoft Indonesia di sela-sela kampanye "Keep It Real" di Festival Komputer Indonesia 2013 di Yogyakarta, Senin (10/6).

Kondisi itu, ujarnya, yang banyak menyebabkan foto-foto orang ternama beredar di internet tanpa disadari. Hacker atau peretas pun, kata Sudimin, bisa mengetahui keluarga dan kondisi rumah konsumen pengguna software bajakan tersebut melalui webcam yang ada.

Selain itu kata dia, virus dari  software bajakan tersebut bisa merusak, membekukan dan bahkan menghilangkan semua data konsumen yang ada di komputer. Kasus ini sering terjadi tanpa disadari konsumen sendiri.

Software bajakan kata dia, juga membuka peluang besar bagi peretas mencuri password konsumen dan mengambil alih rekening bank konsumen.

"Itu mengapa banyak sekali terjadi kejahatan perbankan melalui teknologi informasi. Karena di software bajakan itu sering ditanam malware yang fungsinya mengambil alih data konsumen," tegasnya.

Ironisnya kata dia, beberapa  software bajakan bahkan  dapat mengganti kode perangkat keras asli konsumen dengan salinan yang tidak resmi,. Praktik ini, ujarnya, membuat garansi pabrikan komputer konsumen menjadi tidak valid.

Software bajakan lanjutnya, juga dapat digunakan untuk menyebarkan virus dari komputer konsumen tanpa sepengetahuan konsumen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement