REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Pimpinan Google Larry Page dan pendiri Facebook Mark Zuckeberg mengutuk spionase di dunia maya dan mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk segera membuka setiap aktivitas pengendusan yang telah mereka lakukan di dunia maya.
"Kami paham bahwa pemerintah AS dan negara manapun ingin melindungi keselamatan warga mereka -- termasuk seringkali menggunakan penyadapan," kata pemimpin sekaligus pendiri Google, Larry Page dalam sebuah unggahan di laman blognya.
"Akan tetapi tingkat kerahasiaan di sekitar prosedur-prosedur legal berjalan telah mengecilkan prinsip kebebasan yang sering kita elu-elukan," ujar dia menambahkan.
Page memberi cap atas bantahan raksasa dunia maya berbasis di California tersebut telah memberi izin kepada agen intelijen AS untuk menggali data dari server mereka.
Sementara itu bos Facebook, Mark Zuckeberg, bersuara serupa dalam sebuah pernyataan yang diunggah daring. "Facebook bukan dan tidak pernah menjadi bagian dari program yang memberikan pemerintah AS atau negara mana pun akses langsung terhadap server kami," kata dia.
"Kami tidak pernah menerima permintaan terselubung maupun perintah pengadilan dari agen pemerintah mana pun yang meminta informasi ataupun metadata dalam jumlah besar... Dan apabila kami mendapat (permintaan semacam itu), kami akan memeranginya secara agresif," ujarnya menambahkan.
Google, Facebook dan sejumlah perusahaan teknologi dengan suara lantang membantah bahwa mereka mengetahui bahkan terlibat dalam program rahasia yang disebut PRISM yang memberikan izin kepada Agen Keamanan Nasional (NSA) dan Biro Intelijen Federal (FBI) untuk memasuki sejumlah server melalui "pintu belakang".
"Kami tidak bergabung dengan program apapun yang akan memberikan pemerintah AS atau negara manapun akses langsung terhadap server kami," kata Page.
"Tentu saja, pemerintah AS tidak memiliki akses langsung ataupun "pintu belakang" terhadap informasi yang tersimpan di pusat data kami... Kami tidak pernah mendengar program yang disebut PRISM hingga kemarin," ujar dia menambahkan.
Program tersebut dilaporkan dimulai pada 2007 dan telah berkembang menjadi kontributor utama atas Pengarahan Harian Presiden Barack Obama, sebuah pengarahan intelijen harian yang melibatkan para pejabat tinggi AS.
Sejumlah perusahaan besar di Silicon Valley ramai dilaporkan terlibat dalam program itu seperti Apple, AOL, Facebook, Google, Microsoft, PalTalk, Skype, Yahoo dan YouTube.