Jumat 17 May 2013 04:19 WIB

Ilmuwan AS Temukan Teknologi Penciptaan Embrio

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Banteng kloning pertama asal Spanyol yang dinamakan Got.
Foto: AP
Banteng kloning pertama asal Spanyol yang dinamakan Got.

REPUBLIKA.CO.ID, Selama 17 tahun ilmuwan dunia penasaran bagaimana caranya menciptakan mahkluk bernyawa tanpa melalui pembuahan, atau kloning. Rasa penasaran itu muncul ketika dunia tertegun dengan Pakar Embrio, Ian Wilmut. Wilmut berhasil membidani kloning mamalia pertama.

Wilmut bersama Roslin Institute di Texas, Amerika Serikat (AS) berhasil 'melahirkan' Dolly, seekor kambing dari sel induk hewan sejenis. Wilmut bertanggung jawab terhadap lahirnya 20 spesies mamalia tanpa induk biologis. Konklusi dan usaha para ilmuan itu terus gagal. Upaya mengkloning hewan dengan struktur genetik monyet tidak pernah berhasil.

Kali ini masih datang dari daratan AS. Para ilmuwan dari Oregon Health and Science University mengumumkan telah menemukan teknologi mendasar untuk mengkloning manusia. Tim ini mengaku sedang memanen embrio dari sel induk manusia. Panen itu berasal dari sel telur yang sudah terbuahi.

Koordinator utama tim, Profesor Shoukhrat Mitalipov, melalui Jurnal Cell yang dikutip BBC News, Rabu (15/5) menuliskan, timnya dapat 'memprogram' ulang cikal bakal embrio dari sel induk yang dipanen. Mitalipov memiliki enam sel telur sumbangan di laboratoriumnya. Kata dia, memerlukan waktu beberapa bulan untuk membentuk cikal bakal sel induk itu sebelum menjadi embrio.

Pemotongan sel induk sebelum adanya embrio adalah proses munculnya kulit calon manusia, otot serta jaringan saraf pada tubuh pada calon janin. Mitalipov membatasi dengan mengatakan temuan ini tidak mengarah pada 'penciptaan' manusia yang rumit. Dia menuliskan temuannya hanya mendirikan tonggak baru teknologi kloning.

Dalam studi Mitalipov mengambil sel telur milik seorang donor wanita. Selanjutnya tim menghilangkan jejak DNA dari donor tersebut. Kemudian memerlukan reaksi kimiawi selama enam hari untuk 'mendapatkan' sebuah embrio. Mitalipov telah menghabiskan bertahun-tahun untuk penemuannya ini. Kata dia, upayanya itu hanya langkah maju dari kemunculan Dolly pada 1996 silam.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement