Rabu 08 May 2013 06:41 WIB

Cegah DBD, Aedes aegypti ber-Wolbachia Dilepasliarkan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dewi Mardiani
Nyamuk Aedes Aigypti
Foto: ketiksaja.com
Nyamuk Aedes Aigypti

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta yang merupakan penelitian kerja sama antara Yayasan Tahija dan Universitas Monash Australia akan melepasliarkan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia untuk mengurangi penularan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue).

Rencananya pelepasliaran Aedes aegypti lokal ber-wolbachia di beberapa lokasi terpilih di Yogyakarta akan dilakukan pada September 2013, kata peneliti utama EDP -Yogyakarta, Eggy Arguni. Pada penelitian awal rencananya akan dilakukan pelepasliaran nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di beberapa lokasi penelitian di Kabupaten Bantul dan Sleman. ''Sekarang kami masih menunggu izin dan persetujuan dari pemerintah,'' tuturnya, kemarin.

Nyamuk Aedes aegypti worbachia akan mencerna darah yang mengandung virus dengue dengan menghalangi pertumbuhan virus dengue, kemudian menggigit orang lain. Selanjutnya orang yang terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia tidak akan tertular dengue.

Lebih lanjut dia mengungkapkan nyamuk-nyamuk tersebut akan kawin dengan nyamuk biasa. Sehingga wolbachia akan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya sampai semua nyamuk di lingkungan itu mengandung wolbachia. ''Jika semua nyamuk Aedes aegypti telah ber-wolbachia maka nyamuk-nyamuk itu tidak akan mampu menularkan virus dengue dari satu manusia ke manusia lainnya,'' kata Eggi.

Selanjutnya Prof Scott O’Neill dari EDP Global mengatakan penelitian pengembangan strategi alternatif untuk menanggulangi penyakit dengue dengan penggunaan bakteri Wolbachia telah dilakukan di Australia tahun  2000-an.  Bakteri Wolbachia diambil dari lalat buah dengan teknik microinjection, yakni menyuntikkan Wolbachia ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti. Selanjutnya dikawinsilangkan dengan nyamuk Aedes aegypti, sehingga menghasilkan nyamuk yang seluruhnya ber-Wolbachia.

''Kami sudah melepaskan nyamk tersebut di dua lokasi di Australia utara dan mampu bertahan hidup,'' tutur dia   Melihat keberhasilan tersebut,  EDP Global berusaha men-transfer hasil penelitian tersebut ke daerah  yang potensial DBD. ''Melalui metode ini diharapkan bisa membantu mengendalikan penularan  DBD di seluruh  dunia.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement