Jumat 12 Apr 2013 11:45 WIB

Kini, Rasa Sakit Bisa Dibaca Lewat Scan Otak

Sakit Kepala (ilustrasi)
Foto: ABBEYCHIRO.IE
Sakit Kepala (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sakit apa? Ini pertanyaan yang diajukan dokter pada pasiennya untuk mengetahui rasa sakit yang dialami pasien. Sampai saat ini, belum ada cara untuk mengukur rasa sakit dan perasaan yang diakibatkan penyakit yang dialami pasien.

Kini, para ilmuwan diprediksi bisa menaksir kegelisahan, depresi, kemarahan, bahkan perasaan lain yang diterima otak dengan membaca (scan) otak. Temuan itu dipublikasikan dalam jurnal kedokteran internasional, beberapa waktu lalu. Tim yang dipimpin Tor Wager dari Universitas Colorado Boulder menggunakan komputer untuk menggali data dan menyisir 114 citra yang masuk ke dalam otak saat seseorang menghadapi berbagai tingkat paparan panas, mulai dari yang hangat hingga yang panas menyakitkan.

Dengan menggunakan komputer, para peneliti dapat mengenali tanda-tanda pada saraf yang sangat jelas untuk tingkat rasa sakit dan rasa sakit itu bisa dikirimkan kepada orang yang berbeda untuk merasakan seberapa rasa sakit itu dengan tingkat kebenaran antara 90-100 persen. Para ilmuwan itu juga dikejutkan dengan temuan bahwa isyarat itu khusus untuk rasa nyeri secara fisik.

Akhirnya mereka meneliti untuk melihat apakah isyarat saraf itu dapat melacak saat obat antinyeri diberikan guna menghilangkan rasa sakit. Hasilnya, isyarat itu berkurang ketika objek diberi obat penghilang rasa sakit. Hasil penelitian itu belum dapat diterapkan oleh para dokter untuk menaksir jumlah rasa sakit, tetapi menjadi dasar untuk tugas masa mendatang untuk menguji rasa sakit oleh dokter di rumah sakit.

Wager dan koleganya juga sudah menguji betapa isyarat syaraf itu berhenti saat dilakukan uji jenis sakit yang berbeda. "Kami sedang mencari pola pengujian yang sudah dikembangkan untuk memperkirakan tanda berbeda jika mengalami tekanan sakit, atau rasa sakit pada bagian tubuh yang berbeda," katanya seperti dilansir dari Xinhua, Jumat (12/4).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement