REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perkembangan teknologi pengolahan dan penyimpanan data terus berkembang. Pemanfaatannya pun bernilai strategis.
Product Marketing Manager, Application Platform, Microsoft Indonesia, Meisari Arvini Hidayati mengungkap pemanfaatan teknologi pengolahan dan penyimpanan data, atau lebih dikenal dengan big data tidak lagi menyasar pada layanan perbankan saja tetapi juga meliputi sektor manufaktur, otomotif, retail, distribusi, bahkan intelijen.
"Perkembangan ini sangat membantu dalam pengembangan potensi bisnis termasuk dalam upaya mewujudkan visi real-time," kata dia dalam acara media gathering Microsoft Indonesia di Jakarta,
Menurut Meisari, dengan Big Data yang diproses, perusahaan dapat memperoleh insight seperti misal informasi behaviour, ketertarikan, dan keinginan konsumen."Siapapun akan membutuhkan big data. Pertanyaannya medium apa yang akan digunakan," kata dia.
Namun, kata Meisari, pemanfaatan big data di Indonesia masih dalam proses "growth". Ini jauh berbeda dengan apa yang dialami Singapura, Thailand dan Malaysia. "Badan intelijen Thailand sendiri telah memanfaatkan teknologi. Di Indonesia, masalahnya memang masih dalam proses adaptasi," kata dia.
Sementara itu, lembaga IDC mencatat layanan teknologi Big Data di Asia Pasifik tumbuh rata-rata 46.8 persen per tahun, naik dari 258.5 juta tahun 2011 menjadi 1.76 miliar tahun 2016.