REPUBLIKA.CO.ID, Kelompok Spamhaus yang berbasis di London dalam posting situsnya mengatakan bahwa pihaknya masih melihat beberapa serangan “penolakan layanan” pada server-server komputernya tapi jumlah serangan itu lebih kecil.
Spamhaus dan Cloudflare, perusahaan yang disewanya untuk memerangi serangan-serangan dunia maya, mengatakan serangan itu berawal 18 Maret dan tampaknya berasal dari kelompok yang tidak menyebut nama mereka atau individu yang tidak senang dengan upaya-upaya untuk memblokir email sampah yang disebut spam. Spamhaus mengatakan belum mengidentifikasi para pelaku serangan itu.
Para teknisi keamanan internet mengatakan serangan itu berasal dari sebuah jaringan ribuan komputer yang terinfeksi virus komputer untuk menjadi bagian dari apa yang kini dikenal sebagai “botnet” yang kemudian digunakan untuk mengirim sejumlah besar data untuk menyerang server-server dalam upaya membuat server-server itu kewalahan, seperti dilansir VOA.
Spamhaus mengatakan serangan baru-baru ini pada server-servernya merupakan yang terbesar yang pernah dilihatnya dan mengatakan dengan menyerang satu tautan di infrastruktur internet itu botnet ini mampu memperlambat bagian-bagian lain internet.