REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Serangan cyber yang melumpuhkan jaringan komputer bank dan siaran radio Korea Selatan diduga berasal dari Cina.
Hal ini setelah alamat internet (IP Address) peretas diketahui berasal dari Negeri Tirai Bambu. Otoritas Korsel belum dapat mengonfirmasi identitas peretas tersebut. Regulator telecom setempat mengatakan peretas menggunakan alamat Cina untuk menanamkan kode rumit yang melumpuhkan jaringan di enam lembaga Korsel, Rabu (20/3).
Korsel melanjutkan investigasi asal peretas tersebut. Sebelumnya, Korea Utara disalahkan untuk serangan siber yang terjadi pada 2009 dan 2011.
"Peretas yang belum teridentifikasi menggunakan alamat Cina untuk menjangkau server dari enam organisasi dan menanamkan malware yang melumpuhkan komputer," ujar pejabat komunikasi Korsel, Park Jae-moon dilansir BBC.
Menurutnya, otoritas masih berjuang untuk melacak asal serangan. Mereka menekankan IP Address tidak membuka siapa yang berada di balik serangan tersebut. Hal ini karena peretas bisa menyerang melalui sebuah alamat meski berada di negara lain untuk menghapus identitas.
Ahli inteligen percaya Korut secara rutin menggunakan komputer Cina untuk menyembunyikan serangan siber. Komisi Komunikasi Korea mengatakan serangan ke enam lembaga tersebut berasal dari satu entitas.