REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli keamanan komputer menemukan bahwa program jahat bernama "miniDuke" telah menyerang jaringan komputer pemerintahan sejumlah negara.
Sejumlah target berprofil tinggi telah menjadi korban serangan "miniDuke" termasuk badan pemerintahan di Ukraina, Belgia, Portugal, Rumania, Republik Ceko, dan Irlandia, kata perusahaan keamanan komputer Kaspersky Lab dalam keterangan persnya, Rabu (7/2).
Selain mereka, sebuah badan riset, dua think tank, provider kesehatan di Amerika Serikat dan sebuah yayasan riset terkemuka di Hungaria juga diketahui telah menjadi korban serangan. Para pakar keamanan Kaspersky Lab bekerjasama dengan CrySys Lab telah menganalisa serangan itu secara detil dan mempublikasikan temuannya.
Eugene Kaspersky, Founder dan CEO Kaspersky Lab, mengatakan, "Ini adalah serangan cyber yang sangat tidak biasa. Saya ingat gaya programming jahat seperti ini ada pada akhir 90'an dan awal 2000'an. Saya bertanya-tanya apakah penulis malware seperti ini, yang telah menghilang lebih dari satu dekade, tiba-tiba bangkit lagi dan bergabung dengan grup pelaku ancaman canggih yang aktif di dunia cyber."
"Para penulis malware "old school" elit ini di masa lalu sangat efektif dalam menciptakan virus yang sangat kompleks dan sekarang mereka menggabungkan kemampuan penulisan malware mereka dengan eksploitasi sandbox-evading (penghindar sandbox) yang canggih demi menyasar badan pemerintahan atau institusi riset di berbagai negara."
Backdoor "miniDuke", menurut Eugene Kaspersky, sangat terkustomisasi, ditulis dalam bahasa program Assembler dan berukuran sangat kecil, hanya 20kb. Gabungan antara penulis malware 'old school' berpengalaman yang menggunakan ekploitasi yang baru ditemukan dan rekayasa sosial dengan cerdik untuk menyerang target berprofil tinggi sangat membahayakan.
Berdasarkan analisis Kaspersky Lab, serangan "miniDuke" saat ini masih aktif dan menciptakan malware pada 20 Februari 2013.