Kamis 28 Feb 2013 16:15 WIB

Puting Beliung Sulit Diperkirakan

Angin Puting Beliung (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Puting Beliung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Proyek SATREPS-MCCOE Prof Manabu D Yamanaka mengatakan angin puting beliung sulit diperkirakan karena sifatnya yang lokal dan waktu kejadiannya yang singkat. 

"Namun, curah hujan tinggi yang berpotensi menjadi banjir masih bisa diperkirakan dengan teknologi radar cuaca," kata Manabu D Yamanaka di Jakarta, Kamis (28/2).

"Science and Technology Research Partnership for Sustainable Devolopment-Maritime Continent Center of Excellence" (SATREPS-MCCOE) adalah salah satu proyek penelitian bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan "Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology" (JAMSTEC)

Dua lembaga itu bekerja sama di bidang penelitian variasi atmosfer menggunakan jaringan observasi radar di sepanjang ekuator benua maritim Indonesia. Selain SATREPS-MCCOE, juga ada proyek "Hydrometeorological Array for Intraseasonal-variation Monsoon Automonitoring" (HARIMAU).

BPPT dan JAMSTEC mengadakan "workshop" mengenai penerapan teknologi radar cuaca di Jakarta, Kamis untuk melakukan transfer aplikasi permodelan perkiraan cuaca menggunakan data radar cuaca.

"Untuk memperkirakan banjir, model itu masih memiliki keterbatasan. Data-data dari radar cuaca masih perlu digabungkan dengan data debit dan volume sungai untuk mendapatkan permodelan mengenai banjir," kata Yamanaka.

Sementara itu, Pimpinan Tim Peneliti Iklim Benua Maritim JAMSTEC Suichi Mori mengatakan keluaran dari permodelan itu sangat tergantung dengan data yang dimasukkan. Bila data yang dimasukkan terbatas, maka keluarannya akan kurang akurat.

"Namun, radar cuaca milik Indonesia sudah memiliki cakupan yang luas. Dengan data dari radar cuaca itu, akan didapat hasil yang bagus," kata Mori. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement