Selasa 26 Feb 2013 14:04 WIB

Menperin Dorong Samsung Lakukan Investasi

Samsung
Samsung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan tengah mendorong perusahaan telepon seluler asal Korea Selatan, Samsung, untuk melakukan investasi di Indonesia.

"Pihak Samsung menyampaikan mereka menginginkan ada insentif, namun saya mengingatkan ke mereka untuk segera melakukan investasi di Indonesia," kata Hidayat setelah bertemu dengan perwakilan Samsung di Jakarta, Selasa (26/2).

Hidayat menjelaskan, impor Indonesia untuk produk telepon genggam pada 2012 senilai 4,5 miliar dolar AS atau kurang lebih 50 juta telepon genggam, dan Samsung memberikan kontribusi sebanyak 1,2 miliar dolar.

"Mereka juga mulai merasa kesulitan dengan Permendag Nomor 82 dan 83 tahun 2012, oleh karena itu saya mengingatkan mereka untuk segera melakukan investasi di Indonesia," tambah Hidayat.

Hidayat menambahkan, Permendag Nomor 82 tahun 2012 tersebut mengatur tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet, dan Permendag Nomor 83 mengatur tentang ketentuan impor produk tertentu.

"Apabila mereka memberikan komitmen untuk turut investasi di Indonesia, kami baru bisa membicarakan insentif-insentif tersebut, namun apabila saya hanya diminta untuk menyikapi masalah impor mereka, saat ini Indonesia sedang fokus menyelesaikan penyeimbangan neraca perdagangan yang pada 2012 mengalami defisit," kata Hidayat.

Menurut Hidayat, jika mereka ingin menjadi bagian dari program khusus Indonesia, mereka boleh mengusulkan apa saja seperti hak khusus, dan setelah adanya Permendag tersebut mereka merasa tidak mendapatkan jalur prioritas lagi.

"Dalam satu minggu ini mereka sedang melakukan pembicaraan serius dengan kantor pusat mereka, dan mau memberikan kesepakatan prinsip bahwa mereka akan melakukan investasi," kata Hidayat.

Hidayat juga menyampaikan kepada pihak Samsung, apabila tahun 2013 ini mereka tidak masuk ke Indonesia, maka tahun depan akan ada investor besar dari yang merupakan kompetitor mereka untuk berinvestasi di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement