Jumat 22 Feb 2013 14:00 WIB

34 Persen Perusahaan Berisiko Alami Kebocoran Data

Ilustrasi.
Foto: redorbit.com
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 34 persen perusahaan berisiko mengalami kebocoran data berdasarkan hasil riset yang dilakukan Kaspersky Lab bekerjasama dengan spesialis riset pasar B2B International.

Jesmond Chang, Corporate Communications Division Kaspersky Lab Southeast Asia dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat, mengatakan, pada November 2012, pihaknya bekerjasama dengan spesialis riset pasar B2B International melakukan survei terhadap lebih dari 5 ribu manajer senior TI dari berbagai perusahaan di dunia.

"Hasil survei menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan tidak memberi perhatian yang cukup untuk mengamankan perangkat mobile milik perusahaan berikut data yang ada di dalamnya," katanya.

Secara khusus, 34 persen responden mengatakan bahwa perusahaan mereka tidak menggunakan solusi Mobile Device Management (MDM) khusus untuk melindungi data perusahaan di perangkat mobile.

"Sekitar 34 persen perusahaan tidak menggunakan solusi MDM untuk melindungi bisnis mereka dan 15 persen dari 34 persen perusahaan di antaranya tidak memiliki rencana menggunakan solusi MDM di masa depan untuk melindungi bisnis mereka," katanya.

Sementara 29 persen perusahaan hanya mengimplementasikan solusi MDM secara parsial dan 28 persen perusahaan telah mengimplementasikan solusi MDM secara penuh.

"Padahal ancaman mobile berevolusi dengan sangat dramatis dalam dua tahun terakhir. Seiring dengan semakin banyaknya perangkat berbasis android yang digunakan untuk online, jumlah malware yang menyasar sistem operasi Google mengalami pertumbuhan pesat," katanya.

Sementara itu, tren Bring Your Own Device (BYOD) semakin populer dan semakin banyak karyawan yang membawa atau menggunakan perangkat sendiri untuk keperluan pekerjaan, misalnya untuk mengakses email perusahaan.

Jika perusahaan tidak mengatur bagaimana smartphone dan tablet PC milik karyawan mengakses infrastruktur TI perusahaan, hanya masalah waktu sebelum akhirnya informasi rahasia perusahaan bocor atau keluar dari sistem.

Kebocoran data bisa disebabkan oleh infeksi malware atau hilangnya perangkat milik karyawan namun apapun penyebabnya, hasilnya tetap sama yakni hilangnya data perusahaan atau yang lebih buruk lagi, data tersebut jatuh ke tangan yang salah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement