REPUBLIKA.CO.ID, Iran telah mengumumkan jet terbaru yang diproduksi dalam negeri sebagai debut terkini. Namun, pernyataan soal jet tempur itu justru mengundang lebih banyak cibiran ketimbang pujian yang diharapkan Teheran.
Rupanya Qaher 313 atau Q-313 atau F-313, yang disebut Iran sebagai jet siluman terbarunya, menurut situs pengulas teknologi penerbangan ternama, TheAviationist.com, tidak lebih dari sekadar bentuk tiruan atau mock-up.
Seberapa dipercaya ulasan The Aviationist? Sedikit gambaran, situs ini dikelola oleh para jurnalis yang juga berprofesi sebagai pilot swasta. Salah satu jurnalis adalah mantan pilot tempur berpangkat letnan dua dari angkatan udara Italia sekaligus insinyur komputer.
Jadi mari kita simak analisis pakar dari The Aviationist.
1. Ukuran pesawat terlihat aneh. Kokpit sepertinya terlalu sempit untuk ukuran pilot normal dan tidak cukup muat untuk kursi lontar. Apakah anda pernah melihat lutut pilot menonjol hingga di sisi kokpit dan terlihat dari luar? Juga dengan helm terlalu jauh dari tatakan kepala di kursi lontar?
2. Secara umum ukuran pesawat cukup menarik, sepertinya diolah dari banyak input, salah satunya X-32 dan X-36 dari Burung Pemangsa keluaran Boeing. Tapi lagi-lagi ada masalah di sini dalam dimensi sayap yang terlalu memanjang dan menurun ke bawah. Desain itu hanya akan menambah bobot, tak cocok, khususnya bagi pesawat tempur jelajah futuristik yang ditujukan mengangkat mesin bertenaga dan muatan lain, bom misal.
3. Bentuk keseluruhan, pesawat tidak memiliki karakteristik mur, baut yang dimiliki semua pesawat, termasuk garis desain tipe siluman. Gambar-gambar yang dirilis sejauh ini menunjukkan pesawat terbuat dari plastik.
4. Cerobong atau knalpot mesin sepertinya tidak memiliki corong buangan panas. Satu yang harus diingat proses kombusi dan pembakaran atau suhu mesin saja, sudah memungkinkan untuk melelehkan seluruh struktur jet tersebut.
5. Sayap depan pesawat dan lubang aliran udara masuk terlalu kecil untuk memberi pasokan oksigen mesin pesawat jet modern. Lubang pasokan udara di desain ini mengingatkan pada model yang digunakan desain UCAV (ummaned combat air vehicle/jet tempur tanpa awak). Celah pemasok udara itu pun terletak di atas sayap, artinya pada AOA (Angle of Attack/Sudut serangan) tinggi, pasokan udara akan mengalami turbulensi atau bahkan tak ada udara yang masuk sama sekali ke mesin.
6. Desain kokpit terlalu sederhana. Bagian panel depan tak memiliki sistem pengkabelan tipikal pada pesawat. Selain itu kokpit hanya berfitur sedikit instrumen yang anda temukan dalam pesawat pribadi sederhana. Beberapa pembaca juga mengenali bahwa indikator kecepatan hanya terbatas hingga 483 kilometer per jam.
7. Kanopi pesawat tidak transparan dan sepertinya terbuat dari plexiglass.
8. Bagian hidung dan roda pendaratan depan sepertinya didesain untuk tidak ditarik/diulur balik ke kantong khusus--meski mekanisme engsel roda bisa jadi disembunyikan di pintu bagian lambung bawah pesawat. Seseorang menyebut roda pendaratan yang disembunyikan di lambung bawah pesawat biasanya tidak mampu mengimbangi hentakan roda pendaratan belakang. Namun teori itu sejauh ini belum bisa diverifikasi.
9. Jet yang mengudara yang ditunjukkan dalam video disebut The Aviationist hanyalah sekedar model yang dikontrol dari jarak jauh. The Aviationist bahkan berani menyebut sejumlah media di Iran juga telah mengonfirmasi dugaan tersebut.
Beberapa pembaca asli Iran yang mampir ke The Aviationist menyatakan F-313 tidak pernah didesain untuk menjadi pesawat berawak, melainkan sebagai drone, atau pesawat tanpa awak. Mungkin saja. Terlepas apakah pesawat berawak atau tanpa awak, The Aviationist tetap skeptis dengan proposional konstruksi pesawat.