Jumat 01 Feb 2013 19:45 WIB

Peretas Cina Juga Serang Wall Street Journal

Rep: Nur Aini/ Red: Djibril Muhammad
Wall Street Journal
Foto: The Daily Record
Wall Street Journal

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Peretas Cina menyusupi sistem komputer surat kabar Wall Street Journal (WSJ). Sebelumnya, peretas asal Cina juga menyusupi sistem komputer New York Times (NYT).

Surat kabar WSJ mengaku peretas mencoba memonitor berita-berita tentang Cina. Sedangkan peretas Cina di NYT menyusup selama empat bulan.

Pemerintah Beijing dituduh sejumlah pemerintah dan perusahaan telah memata-matai dunia siber selama beberapa tahun. Kementerian Luar Negeri Cina membantah tuduhan NYT. Mereka menganggap tuduhan itu tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab.

"Cina juga menjadi korban serangan padahal undang-undang Cina sudah melarang peretas. Kami berharap pihak-pihak terkait mengambil sikap bertanggung jawab terhadap masalah ini," ungkap juru bicara Hong Lei seperti dikutip BBC, Jumat (1/2).

Penerbit jurnal, Dow Jones & Co merilis pernyataan yang menyebutkan serangan peretas ditujukan kepada berita yang berkaitan tentang Cina.

"Bukti menunjukkan upaya menyusup itu menarget pemantauan yang mencakup tentang Cina, tapi bukan upaya mendapatkan keuntungan komersial atau menyalahgunakan informasi pelanggan," ujar juru bicara WSJ. Surat kabar itu pun tengah memperbaiki jaringan untuk meningkatkan keamanan.

Sementara itu, NYT mengatakan serangan pada sistem komputer mereka bertepatan dengan adanya laporan investigasi tentang kekayaan keluarga Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao. Laporan itu menyatakan kerabat Wen telah mengumpulkan aset sedikitnya 2,7 miliar dolar AS. Laporan itu juga tidak menuduh PM Cina melakukan kesalahan.

Peretas pertama kali masuk ke jaringan NYT pada September saat laporan itu hampir selesai. Peretas menggunakan metode yang biasa digunakan militer Cina untuk meretas kepala biro NYT di Shanghai, David Barboza dan salah satu pendahulunya, Jim Yardley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement