REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pertahanan Sipil Iran mengatakan pembangkit listrik dan industri lain di Iran kembali menjadi target serangan siber worm Stuxnet, demikian disebut Kantor Berita ISNA.
"Perusahaan pemasok listrik Bandar Abbas telah terkena serangan siber. Tapi, kami dapat mencegah penyebarluasan serangan itu tepat karena tepat waktu dan berkat kerja sama dari para ahli komputer kami," kata Kepala Badan Pertahanan Sipil Provinsi Hormozgan, Ali Akbar Akhavan.
Akhavan mengatakan perusahaan listrik yang terletak di wilayah selatan Iran itu telah disusupi serangan siber.
Perusahaan listrik Bandar Abbas memasok kebutuhan listrik ke provinsi Hormozgan dan wilayah lain di sekitarnya yang berada di dekat selat Hormuz.
Iran, sejak 2010, seringkali menjadi sasaran serangan siber baik berupa malware ataupun worm dengan berbagai varian nama seperti Stuxnet, Flame, Duqu, Gauss, Mahdi, Wiper, ataupun Shamoon.
Iran menyebut AS dan Israel menjadi dalang pembuat serangan Stuxnet yang mengincar pembangkit-pembangkit listrik tenaga nuklir.
Selain Iran, Stuxnet juga menyerang negara-negara lain termasuk Indonesia yang pada Agustus 2010 tercatat 13.336 komputer terserang worm itu.